Ini Daftar Perwira Tinggi Polri yang Masuk Bursa Kandidat Kapolri
JAKARTA-Menjelang selesainya masa dinas Kepala Polri (Kapolri) Jenderal Idham Aziz, mulai beredar nama-nama yang diprediksi akan menggantikan posisinya sebagai Kapolri. Idham akan pensiun 2021, ia tergolong Kapolri yang menjabat di bawah lima tahun.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menyebutkan, kini terdapat delapan Jenderal Polisi yang digadang-gadang sebagai kandidat yang akan menggantikan Idham Azis sebagai Kapolri.
“Sedikitnya ada delapan nama yang disebut sebut masuk sebagai calon kuat dalam bursa calon Kapolri,” kata Neta, Kamis (11/6/2020).
Baca juga: Kapolri: Manfaatkan Medsos Dengan Bijak untuk Jaga Keutuhan Bangsa
Menurut Neta dari delapan Perwira Tinggi (Pati) Polri itu terdiri dari lima Jenderal bintang tiga atau Komjen dan tiga Jenderal bintang dua yakni Irjen. Neta juga memberi gambaran, kedelapan perwira tinggi (Pati) Polri itu merupakan lukusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1988 hingga 1991.
Mereka itu, menurut data IPW, adalah Komjen Gatot Eddy Pramono Akpol 1988 (Wakil Kapolri), Komjen Rycko Amelza Akpol 1988 (Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Polri), Komjen Agus Andrianto Akpol 1989 (Kepala Badan Pemelihara Keamanan), Komjen Boy Rafli Amar Kepala BNPT Akpol 1988, Komjen Listyo Sigit Prabowo Akpol 1991 (Kepala Badan Reserse Kriminal Polri), Irjen Nana Sujana Akpol 1989 (Kepala Polda Metro Jaya), Ahmad Luthfi SIPSS 1989 (Kepala Polda Jawa Tengah), dan Irjen Fadil Imran Akpol 1991 (Kepala Polda Jawa Timur).
Baca juga: Kapolri: Hadapi New Normal Keselamatan Rakyat Adalah Hukum Tertinggi
Nantinya nama-nama tersebut akan digodok oleh Dewan Kebijakan Tinggi Polri. Selanjutnya, nama yang lulus seleksi akan diserahkan Kapolri kepada Presiden untuk dipilih, lalu dilakukan uji kepatutan di Komisi III DPR RI.
IPW juga menyebut dari nama yang masuk bursa Kapolri, terlihat tiga kelompok yang menonjol saat ini dalam level elite Polri yakni geng Solo terdiri dari Jenderal eks tugas di Solo, geng Idham Azis Jenderal yang dekat dengan Kapolri dan geng netral yang dekat dengan semua pihak.
Kemudian keberadaan nama Komjen Rycko Amelza yang merupakan mantan ajudan Presiden SBY. Rycko, kata Neta, merupakan peraih Adhimakayasa Akpol 1988 B.
“Jika hal itu terjadi tentunya ini menjadi fenomena baru, tidak hanya di dalam dinamika Kepolisian tapi juga dalam dinamika politik, dimana mantan ajudan Presiden SBY bisa menjadi Kapolri di era Presiden Jokowi,”.
(tvl)