Jalur Laut Jadi Pintu Masuk Narkoba Paling Dominan
Jalur yang melewati pelabuhan resmi dan ilegal ditempuh karena semakin ketatnya pengawasan di bandara.
AMBON – Keamanan Laut (Kamla) Zona Maritim Timur bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Maluku mengadakan sosialisasi dan bimbingan personel terkait bahaya dan pengaruh narkoba di Pangkalan Armada Ambon.
Dirilis Humas Bakamla di Jakarta, Minggu (26/7/2020), Kepala Kantor Kamla Zona Maritim Timur, Laksma Bakamla Arief Sumartono, mengatakan narkoba merupakan salah satu katagori kejahatan nasional, jadi dalam penanganannya tidak hanya satu instansi saja, perlu adanya sinergi antarstakeholder.
Peran Kamla Zona Maritim Timur, sebagai penegak hukum di laut dengan pengetahuan tentang narkotika dan obat atau bahan berbahaya, tentunya sangat penting dalam memberantas kejahatan atau penyelundupan narkoba melalui laut.
“Ikuti seluruh rangkaian kegiatan sosialisasi bahaya dan pengaruh narkoba dengan baik, pahami dan bertanyalah kepada narasumber apabila dari materi kurang jelas,” ujarnya.
Kepala Bidang P2M BNNP Maluku, Abner Timisela, sekaligus mewakili Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi Maluku, Brigjen Pol Jafriedi, menjelaskan geografis yang terbuka menyebabkan narkoba dengan mudah masuk dan menyebar di seluruh wilayah Indonesia.
Demografis yang sangat besar, lanjut Jafriedi, menjadi pasar potensial peredaran gelap narkoba. Dimana bukan hanya menyasar orang dewasa dan remaja, melainkan juga anak-anak ditambah minimnya fasilitas dan aksesibilitas layanan rehablitasi bagi pecandu narkoba.
Ia menambahkan, jalur laut menjadi pintu masuk narkoba yang paling dominan. Jalur yang melewati pelabuhan resmi dan ilegal ditempuh karena semakin ketatnya pengawasan di bandara.
“Aceh merupakan daerah penghasil ganja satu-satunya di Indonesia. Meski demikian, beberapa wilayah di Papua ternyata juga menghasilkan ganja meski belum banyak diedarkan ke seluruh Indonesia,” kata dia.
“Presiden dan Gubernur Maluku sudah menginstruksikan melalui BNN agar kegiatan sosialisasi terkait bahaya narkoba. Pelaksanakan tes urine kepada pegawai ASN/swasta termasuk Calon ASN supaya ditingkatkan karena melalui kegiatan ini dapat mengurangi penyalahgunaan narkoba dan tindak kejahatan,” Abner Timisela menambahkan. [Fan]