“Percikan Agama Cinta”: Kita Tidak Hidup Untuk Menentang Sunatullah
Pesan Tuhan yang diwahyukan kepada Nabi SAW membawanya untuk menjunjung tinggi segala bentuk keragaman dan menjadikannya sebagai pokok-etis dan pedoman moralitas umat Islam
JERNIH– Saudaraku,
Kebhinekaan dalam bentuk apa pun adalah sunnatullah. Tak usah dilawan, ditentang, dimusuhi, dikerdilkan. Cukup dirayakan, dimengerti, didiamkan, diarifi. Jika engkau tidak mampu melakukan itu, berhentilah hidup! Karena mustahil ada kehidupan dalam bingkai kehomogenan. Engkau jangan melawan kehendak Tuhan. Engkau tak pantas berpretensi seolah menjadi Tuhan. Memaksakan keinginan sesuai egomu.
Selamilah. Pesan Tuhan yang diwahyukan kepada Nabi SAW membawanya untuk menjunjung tinggi segala bentuk keragaman dan menjadikannya sebagai pokok-etis dan pedoman moralitas umat Islam. Hiduplah sesuai nilai-nilai kesyahduan itu. Tak usah membayangkan dunia ini hanya dipenuhi golongan keyakinanmu. Singkirkan keakuanku itu. Sampah-sampah yang merusak jiwamu.
Renungkanlah. Saat Nabi SAW khutbah terakhir di Arafah menyatakan: “Seorang Arab tidak lebih tinggi derajatnya dari orang bukan Arab, juga non-Arab tidak lebih tinggi derajatnya dari orang Arab. Seorang kulit putih tidak lebih tinggi derajatnya dari orang berkulit hitam, dan orang hitam tidak lebih tinggi derajatnya dari orang kulit putih, kecuali karena amal shalihnya.” [Deden Ridwan]