“Percikan Agama Cinta”: Layari Kehidupan Tanpa kedengkian
Dengan begitu, engkau akan merasakan arus sungai bergerak deras di dalam dirimu. Mengharapkan sukacita dalam setiap taraf penjelajahan
JERNIH– Saudaraku,
Hidup itu ibarat matahari. Terbenam di suatu mintakat. Kemudian terbit di luhak lain. Selalu bersinar. Tak pernah terperosok selamanya. Hayat itu laksana perjalanan. Menelusuri lorong-lorong sempit yang teramat sulit. Kadang harus berhenti sejenak. Merenungkan setiap jejak. Beruntunglah mereka yang tak membawa dengki sebagai kawan petualangan.
Dengki itu menggerogoti kesehatan jiwa. Menutup pintu kebaikan. Lebih celaka lagi, orang yang dihinggapi virus hasad akan selalu tersiksa dengan kesuksesan orang lain. Semakin sukses orang lain, lasat teraniaya hati si benci.
Berlayarlah berdasarkan dorongan jiwa. Singkirkan debu-debu kedengkian. Jangan sampai menemani pelancongan. Dengan begitu, engkau akan merasakan arus sungai bergerak deras di dalam dirimu. Mengharapkan sukacita dalam setiap taraf penjelajahan. Walaupun engkau belum sampai puncak tujuan. [Deden Ridwan]