CrispyVeritas

Pemilu Sabah: Kemenangan yang Menguatkan PM Muhyiddin Yassin

Kemenangan mereka tampaknya akan memperkuat pemerintahan perdana menteri yang sedang berusaha menangkis plot oposisi untuk menggulingkannya.

JERNIH– Sebuah aliansi yang dipelopori partai-partai dalam pemerintahan Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin telah memenangkan pemilihan umum di Negara Bagian Sabah, sebagaimana hasil resmi yang ditunjukkan Sabtu (26/9) lalu. Kemenangan itu memberikan dorongan besar kepada pemerintah yang berkuasa, manakala oposisi berencana untuk menggulingkannya melalui pembelotan.

Gabungan Rakyat Sabah (GRS), yang terdiri dari partai-partai dalam aliansi Perikatan Nasional Muhyiddin dan kolaborator berbasis Sabah lainnya, memperoleh mayoritas sederhana dalam majelis negara bagian 73 kursi, dengan kemenangan di 38 kursi.  Lawan mereka, Warisan Plus–yang terdiri dari Partai Warisan Sabah (Warisan) Menteri Shafie Apdal serta partai dari blok oposisi federal, Pakatan Harapan, memenangkan 32 kursi. Kandidat independen memenangkan tiga kursi tersisa.

Berbicara setelah rilis hasil resmi, Muhyiddin berterima kasih kepada para pemilih karena mendukung GRS. “Saya memberikan komitmen tertinggi bahwa pemerintah negara bagian akan mendapat dukungan penuh dari pemerintah federal, dan bahwa saya akan memenuhi apa yang saya janjikan dan sebutkan selama kampanye,” kata Perdana Menteri.

Sebelumnya, Bung Moktar Radin, salah satu tokoh penting kelahiran Sabah dalam kampanye GRS, mengatakan sedang berlangsung diskusi internal tentang siapa yang akan dipilih sebagai menteri utama.

Sementara itu Ketua Warisan Shafie tidak segera mengakui kekalahan. Alih-alih, politisi veteran itu berterima kasih kepada para pemilih atas kemenangan partainya di 29 kursi—kemenangan terbanyak untuk satu partai– dan menolak ketika ditanya apakah dia berharap membentuk pemerintahan negara bagian berikutnya.

“Kami harus melihat bagaimana situasi berkembang dan bagaimana peristiwa terungkap berdasarkan skenario politik,”katanya.

Tidak ada angka partisipasi resmi dari badan pemilihan, tetapi pengamat mengatakan jumlah pemilih berkisar 58 persen pemilik suara pada pukul 3 sore– dua jam sebelum pemungutan suara ditutup—yang menunjukkan partisipasi pemilih yang lebih rendah dari biasanya.

Sebanyak 447 kandidat dari 15 partai bersaing memperebutkan 73 kursi negara bagian dalam Pemilu.

Terlepas dari perdebatan tentang apakah GRS dan konstituennya dari partai-partai utama Semenanjung Malaysia dapat dengan setia mewakili Sabah, periode kampanye didominasi oleh diskusi mengenai imigrasi tidak berdokumen di negara bagian Malaysia timur dan peran utama yang mungkin dimainkan oleh pemungutan suara dalam politik nasional.

Pandemi Covid-19 sangat membebani kampanye dengan langkah-langkah jarak sosial yang diterapkan untuk acara massal.

Negara bagian Malaysia Timur di Pulau Kalimantan telah mengalami lonjakan kasus dalam beberapa pekan terakhir, dengan 776 kasus positif dikonfirmasi dalam satu kelompok. Menulis di Twitter, veteran pengamat politik Malaysia, Bridget Welsh,  menyatakan bahwa kekalahan Warisan disebabkan “politik uang, mesin politik, jumlah pemilih yang rendah, dan perpecahan” di antara pemilih kelas bawah, perempuan, dan Muslim. “Para pemilih “KDM” yang terdiri dari suku asli Kadazan, Dusun dan Murut,  berbalik mendukung blok yang bersekutu dengan Muhyiddin,” kata Welsh.

Pemilihan majelis negara bagian terjadi kurang dari enam bulan setelah krisis politik yang kacau di tingkat federal, yang membuat Muhyiddin mendapatkan kekuasaan dengan sekutu baru setelah pembelotan massal dalam koalisi Pakatan Harapan yang memenangkan pemilihan 2018.

Shafie, yang memenangkan kekuasaan dalam pemilu 2018 yang bersejarah, juga melihat kemungkinan pembelotan yang meruntuhkan pemerintah negara bagiannya.

Namun alih-alih menyerahkan kekuasaan tanpa pemilihan, pada bulan Juli ia menggunakan hak prerogatifnya untuk meminta gubernur negara bagian untuk membubarkan badan legislatif Sabah.

Pada hari-hari sebelum pemungutan suara hari Sabtu, pemilihan tersebut dianggap oleh para komentator sebagai ujian utama bagi Muhyiddin, mengingat upaya tanpa henti oleh Pakatan Harapan untuk mencekik pemerintahannya selama enam bulan berkuasa.

Dalam putaran terbaru perebutan kekuasaan, pemimpin Pakatan Harapan Anwar Ibrahim, Rabu (24/9) mengumumkan bahwa ia telah mengumpulkan dukungan luas dari 222 kursi parlemen di negara itu untuk membentuk pemerintahan baru. Namun, pemimpin oposisi berusia 73 tahun itu tidak mengungkapkan identitas anggota parlemen yang mendukungnya, yang membuat para pengamat berpendapat bahwa deklarasinya hanyalah cara untuk memenangkan suara menjelang pemilihan Sabah.

Muhyiddin dalam tanggapannya mengatakan, tergantung pada Anwar untuk membuktikan mayoritasnya dan bahwa dia tetap menjadi pemimpin sah negara itu.

Perubahan pemerintahan membutuhkan persetujuan dari Yang Dipertuan Agong, Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah, yang telah jatuh sakit dan sedang menjalani pemulihan di rumah sakit. Istana kerajaan mengatakan pada hari Jumat, dia tidak akan melakukan pertemuan untuk minggu depan.

Muhyiddin saat berkampanye mengatakan dia akan “cepat dan segera melakukan pemilihan umum” jika GRS memenangkan pemilihan Sabah.

Perdana Menteri memiliki mayoritas dua kursi di parlemen dan keraguan telah meningkat mengenai apakah dia akan dapat meloloskan anggaran tahun depan ketika diperdebatkan November mendatang. Pemimpin berusia 73 tahun itu memimpin Parti Bersatu Pribumi Malaysia (Bersatu) yang sangat terpecah, dan bergantung pada dukungan dari 39 anggota parlemen Umno.

Anwar mengungkapkan rencana balasannya pada hari Rabu, mengatakan dia mendapat dukungan dari “hampir” dua pertiga anggota parlemen. Para pengamat berspekulasi bahwa beberapa anggota Umno yang bersekutu dengan Perikatan Nasional mendukung pemimpin oposisi di tengah kekecewaan dengan kepemimpinan Muhyiddin.

Peter Mumford, kepala think tank “Grup Eurasia” untuk Asia Tenggara dan Selatan, mengatakan dalam sebuah catatan yang diterbitkan Rabu lalu, ada kemungkinan Muhyiddin dapat menyegerakan pemilihan umum sebelum pemilihan anggaran.

“Kemenangan yang jelas di Sabah akan memberikan 60 persen peluang bagi Muhyiddin untuk tetap menjabat hingga pertengahan 2021, termasuk memenangkan pemilihan federal yang diharapkan, meskipun ini akan tergantung pada kinerja relatif Bersatu dan Umno,” tulis Mumford. [Tashny Sukumaran/ South China Morning Post]

Tashny Sukumaran melaporkan untuk Post dari Kuala Lumpur, Malaysia, dan pekerjaannya untuk desk Asia mencakup berbagai masalah, mulai dari politik nasional hingga hak-hak perempuan. Dia memiliki sepuluh tahun pengalaman jurnalisme di Malaysia, dan memegang gelar pascasarjana di bidang hukum hak asasi manusia.

Back to top button