Penyair Louise Glück Raih Nobel Sastra
![](https://jernih.co/wp-content/uploads/sastra-1.png)
- Louise Glück populer sejak karya pertamanya tahun 1968.
- Ia meraih sejumlah penghargaan bergengsi, di antaranya Pulitzer Prize (1993) dan National Book Award (2014)
Stockholm — Louise Glück, penyair AS, meraih Nobel Sastra 2020 untuk suara puitisnya yang membuat eksistensi individu menjadi universal.
Glück memulai debutnya tahun 1968 lewat antologi Firstborn, yang membuatnya segera diakui sebagai salah satu penyair paling terkemuka dalam sastra kontemporer AS.
Lahir di New York 1943 dan tinggal di Cambridge, Massachusetts, Glück tidak hanya menulis tapi juga profesor Bahasa Inggris di Yale University, New Haven, Connecticut. Ia meraih beberapa penghargaan bergengsi, di antaranya Pulitzer Prize (1993) dan National Book Award (2014).
Ia telah menerbitkan dua belas antologi puisi, dan beberapa volume esai tentang puisi. Semua karyanya berciri perjuangan untuk kejelasan. Kehidupan masa kanak-kanak dan keluarga, hubungan dekat dengan orang tua dan saudara kandung, adalah tema sentral dirinya.
Dalam pusinya, ia mendengarkan apa yang tersisa dari mimpi dan delusi, serta tidak ada yang bisa lebih keras menghadapi ilusi diri selain dirinya.
Glück mencari yang universal. Ia mengambil inspirasi dari mitos dan motif klasik. Semua itu hadir di sebagian besar karyanya, di antaranya The voices of Dido, Persephone dan Eurydice.
Dalam The Triumph of Achilles (1985) dan Ararat (1990), Glück menemukan penonton yang berkembang di AS dan belahan dunia lain. Ia juga menunjukan bagaimana menggunakan diksi biasa dalam puisi, jujur, tanpa jejak kompromi, dan ornamen puitis.