Urus Politik Pakai Kantor Pemerintah, Ma’ruf Amin Soroti Menteri Luhut
JAKARTA – Sebelum Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyatakan mundur dari pencalonan Ketum Golkar periode 2019-2024, rupanya Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menjadikan kantornya sebagai tempat pertemuan Ketum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Dewan Pembina Golkar Aburizal Bakrie.
Atas tindakan itu, Wakil Presiden, Ma’ruf Amin angkat suara. Ia menilai perbuatan Luhut menggunakan kantor pemerintah untuk urusan partai seharusnya tak terjadi.
“Sebenarnya, kalau untuk kepentingan partai, tentu tidak menggunakan kantor pemerintah,” ujarnya di Jakarta, Rabu (4/12/2019).
Menurut Ma’ruf, sebaiknya pemerintah tak melakukan intervensi atas kepentingan partai politik. Sebab persoalan partai, maka kembali ke partai, bagaimana menyelesaikan persoalan yang dihadapi.
“Jadi penyelesaiannya di internal masing-masing partai politik,” katanya.
Sebelumnya, Selasa 3 Desember 2019 sore, beberapa petinggi Partai Golkar melakukan pertemuan menjelang Musyawarah Nasional (Munas). Alhasil, Bamsoet menyatakan mundur sebagai kandidat.
Menurut Bamsoet, langkah itu dilakukan demi kekompakan partainya menyongsong Pemilu 2024 dan Pilkada 2020. “Yang ada adalah pro Golkar dan pro Indonesia Maju. Dengan semangat rekonsiliasi yang kita sepakati bersama, demi menjaga soliditas, keutuhan Golkar, saya menyatakan tidak meneruskan pencalonan saya sebagai kandidat Ketum Golkar,” ujarnya.
“Saya berharap soliditas dan kekompakan Golkar ke depan terjaga,” Bamsoet melanjutkan.
Selain itu, ia mengaku tak bisa melawan tokoh-tokoh partai Golkar yang sudah senior. Karena itu, menjadi salah satu cara menyelesaikan masalah.
“Saya tidak bisa lawan senior. Inilah cara Partai Golkar selesaikan masalah. Ketika senior kumpul dan sampaikan saran pendapat, kami yang muda akan patuh,” kata dia.
Keputusan Bamsoet disambut Airlangga. Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, saat ini tak ada lagi perpecahan di tubuh partai. “Sekarang kita bilang Golkar satu, tidak ada kubu-kubu. Semua bergabung keluarga besar Golongan Karya,” ujarnya. [Fan]