Turki dan Yunani di Ambang Perang
Athena — Yunani dan Turki adalah anggota NATO sejak Perang Dingin. Kini keduanya di ambang perang menyusul tindakan Turki menyekapati Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dengan Libya.
Perjanjian ZEE Turki-Libya ditanda-tangani 27 November dan diresmikan Kamis 5 Desember 2019 lalu. Perjanjian itu memetakan koridor air yang membentang di Laut Mediteranea Timur, antara lepas pantai Turki dan Libya, memotong petak yang diklaim Yunani.
ZEE memungkinkan negara memiliki hak eksklusif mengeksploitasi sumber daya alam, termasuk kekayaan mineral. Menteri Energi Turki Fatih Donmez mengumumkan setelah perjanjian diratifikasi kedua pihak, kapal-kapal Turki akan mencari minyak dan gas di Mediteranea.
Yunani mengabaikan perjanjian itu, dan mengirim kapal-kapal perangnya ke sebelah tenggera Pulau Kreta — wilayah yang disengketakan.
“Jika kapal-kapal Turki muncul dan berlatih perang, kami akan mengambil tindakan yang mengarah ke konfrontasi bersenjata,” kata seorang diplomat veteran Yunani yang menolak disebut jati dirinya.
Kapal-kapal Turki yang lewat di wilayah sengketa, masih menurut sumber itu, pasti tidak sendiri. Artinya, akan selalu ditemani kapal perang. Itu artinya, lanjut sumber itu, konflik bersenjata.
Angelos Syrigos, profesor hukum internasional, mengatakan AL Yunani telah dikirim ke wilayah sengketa untuk mencegah Turki melakukan eksplorasi.
“Tidak akan ada latihan Turki di wilayah itu,” kata Syrigos. “Kami telah mengatakan kepada Turki bahwa kami tidak akan menolerir eksplorasi di ZEE Yunani.”
Menteri Pertahanan Yunani Nikos Panayotopoulos kepada Skai News mengatakan; “Kami sedang mempersiapkan segala kemungkinan, dan di semua tingkatan.” Namun ia tidak menjelaskan persiapan apa yang sedang dilakukan.
Laksamana Nikos Tsounis, kepala staff AL Yunani, mengatakan; “Kami tidak akan menunggu siapa pun datang dan membantu kami. Kami akan melakukannya sendiri.”
Pertemuan PM Yunani Kyriakos Mitsotakis dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di sela-sela pertemuan NATO tidak menghasilkan apa-apa. Kedua pihak berkeras pada sikapnya.
Bukan kali pertama Yunani dan Turki nyaris berperang. Tahun 1987, kedua negara bersitegang memperebutkan eksplorasi hidrokarbon di Laut Aegean.
Keduanya akhir bersepakat menghindari konflik, termasuk tidak saling memprovokasi dengan menggelar latihan perang selama musim panas, atau ketika kedua negara kebanjiran turis.
Kini, apakah Turki dan Yunani kali kesekian bersedia bersepakat tidak saling adu tembak?