Solilokui

“Percikan Agama Cinta”: Agama untuk Menebar Cinta dan Kasih Sayang

Agama menghadirkan api kemajuan berbasiskan keadaban. Mendorong progresivitas. Tak ada peradaban di dunia ini, tanpa sumbangsih agama.

JERNIH–Saudaraku,

Agama adalah cahaya. Menjadi penuntun jalan manusia, penerang di tengah comberan kegelapan. Tanpa agama, hidup manusia akan goyah. Terombang-ambing badai keras lautan kehidupan.

Ibarat si buta, tongkat “agama” akan menuntun arah jalan yang benar. Jalan manusia akan tersesat, jika tak ada agama di hatinya. Tiada nurani, engkau pasti mengebiri kebenaran di balik jubah-jubah agama. Lalu, menjualnya dengan murah demi kepuasan sesaat nafsu serakahmu.

Deden Ridwan

Renungkanlah. Agama, dalam nama atau bentuk apa pun, nyata mengajarkan kebaikan. Kebajikan universal. Tengoklah, Islam dengan ajaran rahmatan lil alamin-nya, Kristen dengan “cinta kasihnya”, Hindu dengan tat twam asi, dan Buddha dengan ajaran catur paramitha-nya. Semua bermuara pada tujuan sama: menuju sumber dari segala sumber cahaya, Sang Pencipta, dengan tetap menyegani perbedaan. “Kasih sayangku, melampaui kemarahanku”, Tuhan meneguhkan.

Meskipun dihadang badai, teruslah engkau berlayar. Melawan kecongkakan para pemuka agama yang berlindung di gorong-gorong kesalehan. Meraih sifat ilahiah, menebar kasih sayang pada sesama. “Saya adalah kamu, dan semua makhluk adalah sama, sehingga bila kita menolong orang lain berarti juga menyantuni diri kita sendiri.” Begitu ajaran pokok Hindu, dalam tat twam asi-nya.

Ketahuilah. Nilai kebaikan serupa terkandung dalam ajaran Islam, Kristen, maupun Buddha. “Akhir yang indah (hūsnul khātimah), hanya bisa diperoleh dengan mencintai orang lain sepantun mengasihi diri sendiri”, demikian Islam memancarkan. Dengan agama, ada Tuhan bersemayam di hati manusia. Menyemburkan kedamaian dan kesejukan dalam hidup khalayak. Tuhan di hati pecinta jelas tak melantamkan kebuasan.

Sadarlah. Tuhan Sang Mahacinta, akan membimbing manusia menjadi makhluk terbaik. Penebar kebaikan, pemakmur semesta, pembawa manfaat bagi sesama. Agama menghadirkan api kemajuan berbasiskan keadaban. Mendorong progresivitas. Tak ada peradaban di dunia ini, tanpa sumbangsih agama. [Deden Ridwan]

Back to top button