Ketahuilah! Nomofobia Adalah Masalah Kita Sesungguhnya
- 99,2 persen pengguna ponsel melaporkan gejala nomofobia.
- Sebanyak 13,2 persen diketahui menderita nomofobia parah.
- Semakin tinggi tingkat ketergantungan kepada ponsel, kian parah nomofobia yang dialami.
JERNIH — Pernahkah Anda menjawab panggilan telepon, atau menelepon seseorang — atau sekedar menjawab panggilan WA — saat mengemudi?
Jika ya, Anda mengidap nomofobia atau penyakit ketakutan berlebihan tanpa ponsel. Sebuah studi di Australia menyebutkan nomofobia membahayakan pengidap dan orang lain.
Studi baru sejumlah peneliti Monash Univertisy Australia menyebutkan namofobia dapat menyebabkan perilaku berbahaya bagi kesehatan penderita dan orang lain.
Dalam makalah penelitian yang dipublikasikan Internasional Journal of Enviromental Research and Public Health disebutkan namofobia mempengaruhi lebih banyak orang dibanding yang diperkirakan, dan berbahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat.
Penelitian dilakukan lewat polling terhadap 2.838 peserta yang memiliki kebiasaan menggunakan, memiliki keterikatan psikologis dengan ponsel. Penelitian digelar di Australia, negara dengan 109,6 pelanggan seluler per 100 penduduk.
Sebagai perbandingan pelanggan seluluer dunia adalah 103,5 per 100 penduduk.
Studi menemukan 99,2 persen peserta melaporkan beberapa bentuk nomofobia, atau tingkat ketakutan tertentu saat tiadk menggenggam ponsel.
Rincinya, delapan dari 10 peserta mengalami nomofobia ringan. Sebanyak 13,2 persen dari seluruh peserta menderita nomofobia parah.
Nomofobia Berbahaya
Peneliti mengamati semakin tinggi tingkat nomofobia individu, kian besar kemungkinan pengidap penyakit baru ini terlibat dalam perilaku berbahaya dan ilegal.
Ilmuwan menemukan empat dari sepuluh peserta, bahkan lebih dari itu, menghabiskan lebih dari tiga jam dalam satu hari untuk menggunakan ponsel.
Penggunaan yang tinggi berkaitan dengan tingkat nomofobia yang tinggi, dan risiko tinggi ketergantungan bermasalah, penggunaan yang dilarang dan penggunaan berbahaya.