BPOM Beri Izin Vaksin Covid-19 Sinovac, Efikasi 65,23%
JERNIH – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) resmi mengeluarkan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) vaksin virus corona (Covid-19) asal perusahaan China, Sinovac.
“Vaksin Covid-19 CoronaVac aman. Efek samping ringan dan sedang,” kata Penny K Lukito, Kepala BPOM, Senin (11/1/2021). Untuk efikasi, Penny mengatakan vaksin CoronaVac Sinovac ini data imunogenitas berhasil dengan baik. “Tingkat kemanjuran atau efikasi vaksin Covid-19 berdasarkan hasil uji klinis di Bandung ialah 65,3 persen,” tambahnya.
Penny mengatakan bahwa penerbitan EUA dilakukan setelah melakukan kajian terhadap uji klinis fase III vaksin Covid-19 Sinovac yang dilakukan di Bandung. Selain itu, BPOM juga mengkaji hasil uji klinis vaksin Sinovac yang dilakukan di Turki dan Brasil.
Ia menambahkan, vaksin Coronavac buatan Sinovac Cina ini telah menunjukkan kemampuan dalam pembentukan antibodi dan kemampuan antibodi di dalam tubuh untuk membunuh atau menetralkan virus atau imunogenisitas. “Hasil uji klinis di Bandung menunjukkan imunogenisitas yang baik,” kata Penny.
EUA atau otorisasi penggunaan darurat adalah izin yang dikeluarkan untuk penggunaan metode atau produk medis tertentu di mana dalam hal ini adalah vaksin Covid-19. Tingkat efikasi CoronaVac juga telah memenuhi persyaratan organisasi kesehatan dunia WHO yakni di atas 50 persen. Efek samping tercatat ringan-sedang dan bisa pulih kembali.
Pemerintah bakal melakukan vaksinasi Covid-19 mulai 13 Januari. Presiden Jokowi dan para pejabat lainnya menjadi klaster pertama yang disuntik vaksin Covid-19. Selanjutnya, vaksinasi diberikan kepada kelopok prioritas, seperti tenaga kesehatan, anggota TNI/Polri, dan lainnya.
Saat ini Indonesia sudah mendapatkan 3 juta dosis vaksin COVID-19 Sinovac dalam bentuk jadi. Vaksin COVID-19 Sinovac juga telah diedarkan ke seluruh provinsi di Indonesia. Pemerintah menargetkan akan menyuntik vaksin Covid-19 terhadap 67-70 persen penduduk atau sekitar 182 juta orang. [*]