Crispy

13 Warga Israel Alami Kelumpuhan Wajah Usai Diberi Vaksin Pfizer-BioNTech

  • Tidak ada efek samping lain kecuali kelumpuhan wajah.
  • Sejumlah pasien menolak suntikan kedua.
  • Seorang dokter enggan memberi dosis kedua pada warga yang mengalami efek samping.

JERNIH — Sedikitnya 13 warga Israel mengalami kelumpuhan wajah setelah diberi vaksin Pfizer-BioNTech.

“Selama 28 jam saya mengalami kelumpuhan wajah,” kata satu dari 13 warga kepada Ynet. “Saya tidak punya rasa sakit lain, kecuali di bekas suntikan.”

Individu tak disebut nama itu mengatakan reaksi itu tidak menyenangkan. Kini, dia ragu menerima suntikan kedua.

Keluhan akan efek samping serupa sempat dilaporkan di AS, namun Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) mengatakan masalah itu tidak terkait dengan vaksin.

Pernyataan FDA itu membuat Israel terus menjalankan rencananya, memavksinasi 20 persen dari seluruh populasi. Israel dipuji banyak negara karena mampu menjalankan program itu dengan baik dan cepat.

Namun, menyusul banyak laporan akan efek samping serius, tiba-tiba muncul ketakutan di masyarakat Israel. Ketakutan semakin menjadi menyusul laporan kelumpuhan wakah yang dialami 13 orang.

Kementerian Kesehatan Israel menyatakan suntukan kedua akan aman, asalkan kelumpuhan wajah yang dialami penerima vaksin telah hilang. Sebab, tidak akan ada efek jangka panjang bagi penerima vaksin BioNTech-Pfizer.

Mengutip Prof Galia Rahaf, direktur Unit Penyakit Menular di Sheba Medical Center, Ynet memberitakan tidak merasa nyaman dengan memberi dosis kedua kepada orang yang telah menerima suntikan dan menderita kelumpuhan wajah.

“Tidak ada yang tahu apakah kelumpuhan itu terkait vaksin atau tidak,” katanya. “Jadi, saya tidak akan memberi suntikan kedua kepada orang yang menderita kelumpuhan wajah setelah dosis pertama.”

Bulan lalu, FDA melaporkan empat kasus Bell’s palsy — kelumpuhan wajah sementara — selama uji coba Tahap 3 vaksin Pfizer-BioNTech. Keempatnya melibatkan individu yang diberi suntikan sebenarnya. Tidak ada laporan kelumpuhan pada kelompok yang menerima plasebo.

Dalam laporannya, FDA mencatat ketidakseimbangan numerik kasus Bell’s palsy di antara kelompok penerima vaksin dan plasebo. Dikatakan, tidak ada efek samping tidak serius lain yang menunjukan pola serupa.

Back to top button