- Penemuan ini tak sengaja, karena arkeolog sebenarnya berniat mencari Kuil Kamar Mayat Tutankhamum.
- Temuan ini signifikan karena memberi gambaran kehidupan masyarakat Mesir Kuno.
- Kota emas terpelihara baik, dengan tembok bata lumpur masih utuh.
- Ada toko roti, lengkap dengan dapur besar.
- Peneliti kini mencari tiga istana Raja Amenhotep III, si pembangun kota.
JERNIH — Arkeolog AS dan Mesir mengumumkan penemuan ‘kota emas’ yang dibangun kakek Firaun Tutankhamum.
Daily Mail menulis penemuan ini mungkin paling signikan dalam seabad terakhir, atau sejak penggalian makam mewan Raja Tutankhamum.
Aten, kota emas itu, dibangun Raja Amenhotep III — memerintah sekitar 1390 Sebelum Masehi (SM) dan digunakan Raja Tutankhamum.
Kota yang terletak di selatan Luxor ini adalah kota kuno terbesar yang ditemukan di Mesir. Kota tertata sedemikian rupa, dengan lingkungan, jalan, dan sistem keamanan.
Selama penggalian, arkeolog menemukan toko roti, bengkel, pekuburan hewan dan manusia, perhiasan, pot, dan batu bata lumpur bersegel Amenhotep III.
Khusus toko roti, arkeolog menemukan dapur pembuatan roti yang masih utuh, oven, dan tempat penyimpanan tembikar. “Dari ukurannya, kami berkesimpulan toko roti mempekerjakan banyak karyawan,” kata arkeolog.
Tak Sengaja
Temuan ini tak terduga, karena tim arkeolog sebenarnya berniat mencari Kuil Kamar Mayat Tutankhamum — tempat raja belia itu dimumikan dan menerima upacara status.
Ketika arkeolog menemukan sesuatu yang lebih besar, perhatian ke Kuil Kamar Mayat Tutankhamum terabaikan. Setelah penggalian beberapa pekan, arkeolog menemukan formasi batu bata lumpur ke segala arah.
“Sebelumnya, banyak tim arkeolog dari luar negeri mencari kota ini tapi tak pernah berhasil,” kata Zahi Hawass, pengarah misi penggalian, dalam pernyataannya.
Penggalian pekan-pekan berikut membuat semua yang menyaksikan menggelengkan kepala. Mereka menemukan kota terpelihara dengan baik, dengan rumah-rumah berdinding bata lumpur, lengkap dengan isinya
Hampir di setiap rumah arkeolog menemukan peralatan yang digunakan sehari-hari; bejana, tembikar berwarna, cincin, dan lainnya.
“Jalan-jalan kota diapit rumah-rumah, beberapa dindingnya setinggi tiga meter.” kata Hawass.
Betsy Brian, profesor Egyptology di John Hopkins University Baltimore, mengatakan ini temuan sangat penting sejak penggalian makam Tutankhamum.
Penemuan Kota yang hilang tidak hanya memberi gambaran sekilas tenatng kehidupan oran Mesir Kuno, terutama pada saat kekaisaran Firaun di puncak keemasannya, tapi juga membantu menjelaskan misteri terbesar dalam sejarah, yaitu mengapa Akhenaten dan Nefertiti memutuskan pindak ke Amarna.
Aten, kota yang hilang itu, terletak di antara Kuil Ramses III di Medinet Habu dan Kuil Amenhotep III di Memnon. Penggalian dimulai September 2020, dan hanya perlu beberapa pekan untuk menemukan formasi batu bata lumpur.
Mencari Istana Amenhotep III
Kini, arkeolog membaca semua inskripsi kuno untuk menentukan tanggal penyelesaian pembangunan kota. Petunjuk awal ada pada prasasti hieroglif di tutup tanah liat bejana anggur.
“Sejarah mengajarkan kami permukiman ini terdiri dari tiga istana Raja Amenhotep III, serta pusat pemerintahan dan industri,” kata para arkeolog dalam pernyataan bersama.
Tim arkeolog kini kini menggali hamparan pasir yang diyakini distrik administratif dan permukiman. Area ini dikelilingi dinding zigzag, dan hanya memiliki satu akses mengarah ke koridor internal dan area permukiman.
“Pintu masuk tunggal membuat kami berpikir ini semacam sistem keamanan,” kata arkeolog. “Pintu masuk tunggal memungkinan aparat keamanan saat itu mengontrol keluar-masuk penduduk.”
Dinding zigzag adalah elemen langka dalam arsitektur Mesir kuno. Dinding digunakan jelang akhir Dinasi ke-18.
Area ketiga penggalian adalah bengkel. Lebih tepatnya pusat produksi batu bata lumpur untuk pembangunan kota besar.
Batu bata dalam jumlah besar, semuanya bersegel Amenhotep III, terserak. Ada prasasti berbunyi ‘gm pa Aton’ yang diterjemahkan sebagai ‘wilayah kekuasaan Aten yang mempesona.
‘gm pa Aton’ juga nama kuil yang dibangin Raja Akhetaten, ayah Raja Tutankhamum, di Karnak.
Di bagian situs ini, para ahli menemukan cetakan pengecoran besar untuk membuat jimat dan benda-benda dekoratif. Ini adalah bukti lebih lanjut aktivitas ektensif yang menghasilkan dekorasi untuk kuil dan makam.
“Di seluruh area yang digali, kami menemukan banyak alat untuk berbagai jenis aktivitas ekonomi, salah satunya pemintalan dan penenunan,” kata seorang arkeolog.
Tarak pembuatan loga dan kaca telah digali, tapi area utama kegiatan semacam ini belum ditemukan. Selain elemen struktural, ada pekuburan di dalam tembok kota.