Crispy

El Clasico Malam Ini: Rawan Kekerasan dan Invasi Lapangan

Barcelona — El Clasico, laga yang mempertemukan Barcelona dan Real Madrid di Camp Nou tengah malam ini, akan dijaga 3.000 polisi dan tentara. Ada apa dengan kedua tim?

Pertemuan Barcelona dan Real Madrid, di kompetisi apa pun dan di mana pun, bukan sekadar pertandingan sepakbola dua klub elite La Liga, tapi juga politik.

Barcelona adalah representasi perlawanan masyarakat Catalan terhadap dominasi Spanyol. El Barca, julukan Barcelona, adalah ikon separatisme Catalan dengan Camp Nou sebagai stadion dan markas besar perjuangan.

Real Madrid adalah ikon nasionalisme Spanyol. Real adalah royal, yang mengacu pada kesetiaan terhadap raja Spanyol.

Kekalahan atas Barcelona akan dianggap kematian nasionalisme Spanyol. Di sisi lain, bagi publik Barcelona, kemenangan atas Real Madrid adalah keharusan untuk lepas dari Spanyol.

El Clasico kali ini sangat berbeda, karena berlangsung di tengah upaya habis-habisan masyarakat Catalan untuk lepas dari Spanyol. Publik Barcelona akan datang ke Camp Nou untuk dua hal; menyaksikan pertandingan dan mengekspresikan keinginan untuk merdeka.

Sekitar 3.000 aparat keamanan disiagakan sejak pemain Real Madrid tiba di Barcelona. Mereka disebar di sekitar Hotel Princesa, tempat pemain, pelatih, dan staff, kedua tim berkumpul delapan jam sebelum pertandingan.

Ini kali pertama Real Madrid berada jauh dari tempat mereka biasa mempersiapkan diri saat bertandang ke Barcelona. Pemindahan ini semata dengan alasan keamanan.

Ernesto Valverde, pelatih Barcelona, tidak melihat semua ini sebagai masalah besar. Zinedine Zidane juga tidak mengeluh, karena aturan memang harus ditaati.

Barcelona juga mengeluarkan pengumuman kepada fans-nya untuk menggunakan transportasi umum. Alasannya, memudahkan aparat keamanan melakukan pemeriksaan menyeluruh saat di pintu masuk.

Manajemen Barcelona juga berusaha mendinginkan suasana, dengan mengatakan pertemuan Barca-Real Madrid adalah festival sepakbola, tapi bisa juga dijadikan ajang pernyataan pendapat umum.

Aparat keamanan layak khawatir dengan El Clasico kali ini. Sejak Oktober 2019, perjuangan menuntut kemerdekaan yang dilakukan aktivis dan masyarakat Catalan tidak lagi berlangsung damai, tapi berubah menjadi kekerawan.

Pemicu kekerasan adalah penangkapan sembilan tokoh separtis Catalan karena menggelar referendum 2017. Sembilan orang itu kini berada di balik jeruji, dengan masa hukuman cukup lama.

El Clasico di Barcelona seharusnya digelar 26 Oktober. Federasi Seoakbola Spanyol menangguhkan karena situasi politik tak kondusif.

Tsunami Demokrat, kelompok protes yang mendadvokasi referendum lain, menyeru fans Barcelona untuk tiba di Camp Nou empat jam sebelum laga dimulai.

Valverde mencium gelagat tak baik, dan segera mengeluarkan pertanyaan. “Orang-orang harus dapat mengekspresikan diri dengan bebas, tapi dengan rasa hormat untuk semua orang. Saya percaya itu tindakan yang benar.”

Lebih 100 ribu fans sepakbola akan hadir. Tidak hanya fans Barcelona, tapi juga Real Madrid.

Eugeni Sailent, kepala komisioner kepolisian Catalan, mengatakan akan ada petugas keamanan di setiap tribun untuk mengurangi ancaman invasi lapangan.

“Kami harus memastikan El Clasico berlangsung aman,” katanya.

Bagi Tsunami Demokrat, akan ada pesan yang disampaikan dalam pertandingan itu. Yaitu, Spanyol dan Catalan harus duduk bersama dan berbicara.

Back to top button