CrispyDesportare

Tiga Dokter Terancam Didakwa Melakukan Pembunuhan Berencana Terhadap Diego Maradona

  • Kejaksaan Agung San Isidoro sampai pada kesimpulan dokter-dokter itu tidak memberi perawatan serius.
  • Artinya, Diego Maradona dibiarkan mati setelah menjalani operasi otak.
  • Tiga dokter itu menghadapi ancaman hukuman delapan sampai 25 tahun.

JERNIH — Tujuh orang dikabarkan sedang diselidiki atas kematian legenda sepakbola Diego Armando Maradona pada November 2020, dengan dakwaan pembunuhan berencana.

Kantor berita AFP memberitakan tiga dari tujuh orang itu adalah ahli bedah saraf Leopoldo Luque, psikiater Agustina Cosachov, dan psikolog Carlos Diaz. Mereka menghadapi ancaman hukuman delapan sampai 25 tahun penjara jika terbukti bersalah.

Sumber di Kejaksaan Agung San Isidoro mengatakan dasar dakwan adalah temuan dewan ahli atas kematian Maradona akibat penyakit jantung. Dewan ahli menyimpulkan Maradona menerima perawatan medis yang tidak memadai, dan dibiarkan begitu saja selama periode menyakitkan berkepanjangan sebelum kematiannya.

Maradona meninggal beberapa pekan setelah menjalani operasi untuk mengatasi pembekuan darah di otak. Semula, keluarga Maradona mencurigai ada yang tak beres dengan perawatan kesehatan yang diberikan dokter pribadi pencetak Gol Tangan Tuhan itu.

Lima puteri Maradona melaporkan Luque ke aparat hukum, atas dugaan menyebabkan kondisi ayahnya memburuk pasca operasi. Jaksa San Isidoro yakin kematian Maradona bukan akibat malpraktek atau kelalaian dokter, tapi Luque dan orang-orang sekitarnya tahu mantan bintang Argentina itu akan meninggal dan tidak melakukan apa pun untuk mencegahnya.

Dasar kesimpulan ini adalah serangkaian pesan dan audio yang menunjukan tim medis mengetahui Maradona menggunakan alkohol, obat psikiatri, dan ganja, dalam beberapa bulan terakhir masa hidupnya.

Dewan medis mengatakan tanda-tanda risiko hidup yang diperlihatkan Maradona diabaikan. Perawatan kesehatan pekan-pekan terakhir mantan pemain Barcelona dan Napoli itu diganggu oleh kekurangan dan penyimpangan.

“Setelah begitu banyak ketidak-adilan, kasus ini menjadi lingkaran penuh,” kata sumber di Kejaksaan Agung San Isidoro. “Terdakwa dilarang meninggalkan Argentina, dan harus muncuk di kantor kejaksaan sebelum penyelidikan antara 31 Mei sampai 14 Juni.”

Aparat hukum juga dibuat repot oleh urusan lain yang berkaitan dengan kematian Maradona, yaitu rebutan harta warisan yang melibatkan lima puteri sang bintang, saudara laki-lakinya, dan pengacara Matias Morla.

Maradona adalah idola jutaan rakyat Argentina dan dunia. Masalah yang muncul setelah kematiannya dipastikan membetot perhatian banyak orang.

Back to top button