Naftali Bennett, PM Baru Israel yang ‘Woles-woles’ Saja Membunuhi Orang Arab
“Saya sudah sering membunuh orang Arab dalam hidup saya dan tidak ada masalah dengan itu,”kata Bennet, sebagaimana dikutip Scoop Independent News. Dan Bagi Palestina, terutama Hamas, siapa pun yang jadi PM Israel, juga tak masalah. Tak ada alasan untuk merayakan siapa pun Yahudi yang menjadi pemimpin negara Zionis itu.
JERNIH– Perdana Menteri Israel baru, Naftali Bennett, yang merupakan mantan perwira Angkatan Pertahanan Israel, pernah mengatakan, “Saya sudah sering membunuh orang Arab dalam hidup saya dan tidak ada masalah dengan itu.”
Pembentukan pemerintahan baru di Israel yang baru saja diumumkan tidak bisa menjadi alasan untuk perayaan. Bagi mereka yang mungkin berpikir Perdana Menteri baru Israel Naftali Bennett akan menjadi perbaikan setelah 12 tahun rasisme mengerikan dari Benjamin Netanyahu, pikirkan lagi!
Netanyahu terkenal karena pernyataan rasisnya, seperti:
-“Cara menghadapi orang Palestina adalah dengan memukuli mereka. Bukan sekali tapi berkali-kali, pukul mereka sampai sakit sekali, sampai tak tertahankan.”
-“Palestina adalah ancaman eksistensial bagi Israel.”
– “Israel bukanlah negara untuk semua warganya.”
Bennett berasal dari Yamina, partai sayap kanan Israel. Seperti Netanyahu, dia rasis, dia bahkan tidak mendukung solusi dua negara untuk Palestina dan partai politiknya melihat orang Palestina (semua orang Palestina) sebagai musuh.
Bennett tercatat sebagai pendukung pembunuhan warga Palestina yang ditawan. Mantan perwira Angkatan Pertahanan Israel itu pernah mengatakan, “Saya sudah sering membunuh orang Arab dalam hidup saya dan tidak ada masalah dengan itu,” sebagaimana dikutip dari Scoop Independent News. Dan Bagi Palestina, terutama Hamas, siapa pun yang jadi PM Israel, juga tak masalah. Tak ada alasan untuk merayakan siapa pun Yahudi yang menjadi pemimpin negara Zionis itu.
Orang nomor dua di Partai Yamina, Ayelet Shaked, telah menyerukan genosida terhadap warga Palestina. Di Facebook dia mengunggah pernyataan, “Seluruh rakyat Palestina adalah musuh” dan membenarkan pembasmiannya, “Termasuk orang tua dan wanitanya, kota dan desanya, properti dan infrastrukturnya.” Dia menyerukan pembantaian ibu-ibu Palestina yang melahirkan “ular-ular kecil.”
Sehari setelah unggahan Facebook Shaked, remaja Palestina Muhammad Abu Khudair diculik dan dibakar hidup-hidup oleh enam pemuda Yahudi Israel.
Wanita ini benar-benar mengerikan. Dalam video kampanye pemilu Ayelet Shaked baru-baru ini, yang tampak seperti iklan parfum, dia menyatakan, “Fasisme, wanginya seperti demokrasi bagi saya.”
Di negara lain, Bennett dan Shaked mungkin akan dipenjara karena telah menghasut kebencian ras dan kekerasan terhadap orang Palestina, tetapi di Israel, mereka memimpin pemerintahan baru.
Terpilihnya Bennett menjadi sinyal bahwa Palestina tidak akan pernah mendapatkan hak asasi manusia tanpa pertanggungjawaban serius (sanksi) yang diberlakukan terhadap Israel setelah 73 tahun rasisme, apartheid, dan kebrutalan tak terkendali terhadap warga Palestina. [ ]