Setetes Embun: Bertahan
Penulis: P. Kimy Ndelo CSsR
Iman akan Yesus memampukan kita melakukan perbuatan-perbuatan luhur dan mulia bagi kemanusiaan.
JERNIH-Sebuah film dokumenter pernah dibuat ketika Santa Teresa dari India masih hidup. Judulnya “Something Beautiful for God”. Film ini berkisah tentang karya Bunda Teresa di India, Calcutta.
Malcolm Muggeridge, seorang wartawan terkenal dari Inggris menemani para kru film selama proses pembuatan film itu. Suatu hari dia bertanya kepada Bunda Teresa mengapa dia pergi menghadiri misa setiap pagi jam 4.30. Jawab Bunda Teresa: “Jika saya tidak menjumpai Guru saya setiap hari, maka apa yang saya kerjakan ini tidak lebih dari sebuah karya sosial”.
Sangat mengesankan kata-kata Bunda Teresa. Setiap orang bisa melakukan perbuatan baik secara sukarela dan tulus. Tetapi apa yang dilakukan Bunda Teresa lebih dari itu. Karya pelayanannya terhadap orang-orang paling miskin dan terlantar, bukan semata-mata KARYA SOSIAL melainkan KARYA IMAN. Dia melakukannya karena melihat Yesus dalam diri orang-orang yang dilayaninya.
Mengambil orang yang hampir mati di pinggir jalan, yang kotor, bau, terluka, menggendong dan merawat mereka, memandikan dan mengasihi mereka dengan tulus bukanlah pekerjaan gampang. Sebagai manusia ada rasa jijik, rasa takut. Juga ada penolakan dari banyak orang lain. Untuk mendapatkan peneguhan akan hal ini dia harus menjumpai Yesus setiap hari. Itulah yang membuatnya BERTAHAN.
Kata-kata Yesus dalam Injil hari ini mendapatkan perwujudannya. Jawaban Petrus jelas dan tegas: TUHAN, KEPADA SIAPAKAH KAMI AKAN PERGI? Banyak murid yang mengundurkan diri karena kata-kata Yesus. Banyak yang berhenti di tengah jalan dan pulang. Tetapi Petrus dan sekelompok kecil memilih BERTAHAN. Mengapa mereka mampu? Karena fokus mereka adalah Yesus, bukan pada masalah itu sendiri.
Menerima Yesus berarti menyamakan kehendakNya dengan kehendak kita. Pikiran dan sikapnya, nilai-nilai yang diperjuangkannya, cara Dia memandang dunia, harus juga menjadi cara kita menghidupi iman kita. Kita tak bisa mempunyai pilihan yang berbeda. Inilah yang disebut MENGIDENTIFIKASIKAN diri dengan Yesus.
Hanya kepada Yesus kita akan pergi. Hanya pada Dia kita akan menjumpai Yang Kudus dari Allah. Iman akan Yesus memampukan kita melakukan perbuatan-perbuatan luhur dan mulia bagi kemanusiaan. Sebaliknya perbuatan-perbuatan mulia dan luhur mendapatkan nilai dan arti untuk hidup kekal jika kita melakukannya dalam Tuhan.
Benar bahwa IMAN tanpa perbuatan adalah mati. Tapi PERBUATAN tanpa iman hanya akan berakhir dengan KEMATIAN. Perbuatan dalam iman bernilai bukan hanya selama hidup di dunia tetapi juga setelah kehidupan di dunia ini berakhir. Perbuatan dalam iman akan menjadi sebuah kesaksian akan siapa diri kita dan siapa yang kita imani. Itulah yang membuat kita berbeda.
Betapa pun sulitnya HIDUP dan PERJUANGAN, tetaplah BERTAHAN. Betapa pun beratnya MASALAH dan PENDERITAAN, tetaplah BERTAHAN. Betapapun sakitnya penghinaan, tetaplah BERTAHAN.
Dan kunci untuk bertahan adalah FOKUS pada Yesus. Dari Dia-lah kita memdapatkan kekuatan untuk BERTAHAN.
(Setetes Embun, By P. Kimy Ndelo CSsR; ditulis di Biara Santo Alfonsus-Konventu Redemptoris, Weetebula Sumba tanpa Wa).