Haul ke-2 As-Syahid Mayor Jenderal Qasem Soleimani, Iran: Kami Akan Terus Mengejar Pelaku Pembunuhan Pengecut Itu!
“Penarikan pasukan AS dari Afghanistan merupakan awal proses penarikan seluruh pasukan AS dari Irak serta akhir dari strategi kehadiran militer AS di wilayah geostrategis Teluk Persia. Ini hanyalah beberapa efek dan konsekuensi aksi teror pengecut yang dilakukan oleh AS,” kata pernyataan tersebut.
JERNIH—Hari ini dua tahun lalu, dan akan berlangsung terus ke depan, seluruh dunia yang menghormati kesyahidan (martyrdom) berduka dalam bangga. Untuk menandai haul ke-2 terbunuh syahidnya Komandan Brigade Quds IRCG, Mayor Jenderal Qasem Soleimani oleh serangan yang disebut sebagai tindakan pengecut Amerika Serikat, Kedutaan Besar Republik Islam Iran mengeluarkan pernyataan.
Dalam pernyataan tersebut, Kedubes Iran di Jakarta menyatakan, Mayjen Qassem Soleimani telah mengabdikan diri dan kehidupannya yang penuh berkah untuk masyarakat Iran, umat Islam, serta perdamaian dan keamanan di kawasan.
Selain itu, bagi Iran, peran yang dilakukan Mayjen Soleimani selalu sejalan dengan kebijakan prinsip Republik Islam Iran dalam membantu mewujudkan dan memelihara perdamaian dan stabilitas di tingkat regional dan internasional.
“Beliau sangat berjasa dalam upaya memerangi terorisme internasional dan kelompok teroris yang berkembang di kawasan Timur Tengah. Maka ia pantas disebutkan sebagai panglima perdamaian dan pahlawan perang melawan terorisme,” tulis Kedutaan Besar Iran dalam pernyataan pers yang Jernih.co terima.
Walau demikian, kata pernyataan itu, pemerintah Amerika Serikat dengan standar gandanya terhadap ‘terorisme’, melalui sebuah tindakan kriminal yang melanggar seluruh aturan dan prinsip hukum internasional, merencanakan dan melakukan serangan teroris terhadap Mayjen Qassem Soleimani, seorang pejabat tertinggi Republik Islam Iran yang sedang mengunjungi Irak.
“Langkah AS membunuh “panglima perang melawan terorisme internasional” itu merupakan pesan dukungan pemerintah AS bagi kelompok teroris. Ini secara terbuka mengungkap kebohongan klaim anti-terorisme oleh AS,” kata Kedubes Iran dalam pernyataan tersebut.
Bagi pemerintah Republik Islam Iran, syahidnya Mayjen Soleimani, Abu Mahdi al-Mohandis dan sahabat-sahabat mulianya, bukan hanya tidak mengurangi semangat perlawanan terhadap terorisme, namun justru lebih memperkokoh persatuan berbagai bangsa di kawasan dan meningkatkan semangat perlawanan mereka terhadap ekstrimisme.
Dalam pernyataannya Kedubes Iran mencatat berbagai langkah yang telah diambil oleh Mayjen Soleimani untuk melawan terorisme di kawasan Timur Tengah, antara lain, dengan mendukung berbagai kaum minoritas suku dan agama di Irak dan Suriah (termasuk Yazidi dan Kristen) untuk melawan kejahatan kelompok teroris dan takfiri.
Selain itu, Soleimani juga menjadikan keamanan dan solidaritas kawasan sebagai prioritas utamanya untuk mencegah tindakan kekerasan lebih lanjut oleh kelompok teroris dan takfiri.
Tidak hanya itu, Mayjen Soliemani telah menjadi tokoh utama yang mencegah penyebaran tindakan dan serangan teror ke negara dan kawasan lain, khususnya Eropa.
“Beliau menyelamatkan wilayah Kurdistan Irak dari serangan ISIS dan mematahkan pengepungan Erbil oleh ISIS. Beliau membebaskan keluarga dan kaum perempuan di Irak dan Suriah dari berbagai langkah tidak manusiawi yang dilakukan kaum takfiri dan ISIS,” kata pernyataan tersebut.
Bagi Iran, Soleimani adalah tokoh yang tak pernah berhenti mengirim bantuan kemanusiaan (air dan makanan) kepada masyarakat kawasan di bawah pengepungan ISIS. Almarhum juga merupakan penyelamat Irak dan Suriah dari perpecahan dan disintegrasi yang dapat menjadi ancaman serius bagi keamanan dan stabilitas di kawasan dan dunia.
Lebih jauh pernyataan tersebut menegaskan, efek spiritual dari darah para syuhada Iran dan Irak telah berhasil mengubah keadaan dan menyebabkan kegagalan strategi AS di kawasan Timur Tengah.
“Penarikan pasukan AS dari Afghanistan merupakan awal proses penarikan seluruh pasukan AS dari Irak serta akhir dari strategi kehadiran militer AS di wilayah geostrategis Teluk Persia. Ini hanyalah beberapa efek dan konsekuensi aksi teror pengecut yang dilakukan oleh AS,” kata pernyataan tersebut.
Kini, setelah dua tahun syahidnya Qasem Soleimani, Iran berkeyakinan bahwa pemerintah AS memiliki “tanggung jawab internasional” yang pasti atas kejahatan ini. Dalam konteks tersebut, para dalang, pelaku, eksekutor dan pihak-pihak yang membantu pelaku kejahatan teroris ini harus bertanggung jawab. “Dalam kaitan ini Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran bekerja sama dengan lembaga lain termasuk kekuasaan yudikatif Republik Islam Iran telah melakukan serangkaian tindakan untuk membawa para pelaku kejahatan tersebut ke meja pengadilan. Iran akan terus menindaklanjuti hal ini hingga hasil akhir tercpai dan keadilan ditegakkan,” kata pernyataan itu.
Selama ini, pemerintah Republik Islam Iran mengambil berbagai langkah dengan tujuan mengejar pelaku teror ini di semua tingkat domestik, regional dan internasional, dan telah mengambil banyak langkah.
Di antara langkah-langkah tersebut, Iran berupaya untuk mendaftarkan posisi hukumnya di berbagai forum internasional terutama pada Dewan Keamanan PBB sebagai dasar untuk mengambil kebijakan dan tindak lanjut di masa depan, dengan tujuan mencegah kemungkinan tindakan permusuhan serupa lainnya.
Selain itu, Iran telah melakukan upaya khusus untuk mencegah distorsi realitas oleh Amerika Serikat dan penyalahgunaan terhadap kemampuan dan kewenangan organisasi internasional.
Iran juga terlibat aktif dalam pembentukan “Komite Investigasi Bersama antara Iran dan Irak” untuk menindaklanjuti kasus teror Mayjen Soleimani dan rombongannya. Komite bersama ini telah mengutuk tindakan teror AS serta akan menindaklanjuti kasus ini hingga para pelaku teror ini diadili.
Yang paling penting, pemerintah Republik Islam Iran sesuai dengan undang-undangnya telah menjatuhkan sanksi kepada para pelaku dan penyuruh tindakan teror ini.
Pada bagian akhir pernyataan tersebut, Iran menyatakan bahwa kehidupan Mayjen Qassem Soleimani merupakan sebuah pemikiran dan ideologi yang mana dengan kesyahidan beliau, jalan dan pemikirannya akan terus menginspirasi seluruh bangsa pecinta perdamaian dan kesejatrahan di dunia.
Ideologi Mayjen Soleimani adalah ideologi perlawanan terhadap kezaliman dan kesadaran terhadap situasi dan perkembangan. “Maka di mana pun AS dan sekutunya pergi dan melakukan kezaliman, maka mereka akan berhadapan dengan ideologi Mayjen Soleimani melalui para pemuda-pemudi yang cinta perdamaian dan siap melawan berbagai bentuk kezaliman, penyerangan dan pendudukan,” kata pernyataan tersebut. [rls]