Sanus

Apakabar Vaksin Merah Putih? Ini Penjelasan Kepala BPOM

Dari tujuh tim yang mengembangkan vaksin Merah Putih yang paling cepat adalah yang dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.

JERNIH-Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito memberi bororan tentang kelanjutan vaksin Covid-19 Merah Putih. Menurut Penny BPOM diperkirakan akan segera menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk vaksin Covid-19 merek Merah Putih.

“Harapannya adalah sekitar bulan Juli sudah bisa diberikan emergency use authorization dan bisa diproduksi secara massal di tahun 2022 ini,” kata Penny, di Jogja Expo Center, Bantul, pada Sabtu (15/1/2022) lalu.

Penjelasan Penny ini meralat perkiraan sebelumnya, dimana beberapa waktu lalu ia menyebut pemberian EUA vaksin tersebut akan dilakukan pada Juni 2022. Bahkan sebelumnya direncakanan pada Maret 2022.

“Saat ini sedang diproduksi vaksin untuk clincial lot untuk uji klinik. Diharapkan bulan Februari awal uji klinik vaksin Merah Putih Unair dan PT Biotis Pharmaceuticals dapat berlangsung dengan kira-kira bulan Juni bisa mendapat EUA,” kata dia beberapa waktu lalu.

Dalam penjelasannya Penny menyebut vaksin hasil pengembangan Universitas Airlangga (Unair) dan PT Biotics Pharmatical itu telah melewati tahapan uji praklinis. Selanjutnya vaksin Merah Putih segera memasuki masa uji klinis fase pertama.

“Mereka sudah menyelesaikan uji pra klinis dengan hewan, sudah. Jadi dalam waktu dekat sekarang sudah pra klinik, lalu sedang menunggu produksi untuk uji klinis,” kata Penny menjelaskan tahapan yang telah dilalui vaksin merah Putih.

“Insyaallah di awal Februari akan segera kita launching uji klinik fase satu,” kata Penny menjanjikan.

Dijelaskan Penny, saat ini PT Bio Farma menjadi satu-satunya perusahaan farmasi yang mengantongi sertifikat perizinan pembuatan vaksin Corona dari BPOM.

Vaksin Merah Putih ini, kata Penny, merupakan kesempatan guna mendorong pertumbuhan industri farmasi di Indonesia. Sehingga nantinya ada vaksin yang kemudian bisa dihasilkan sendiri oleh anak bangsa.

Beberapa waktu lalu muncul kekhawatiran berbagai pihak kelanjutan riset Vaksin Merah Putih seiring peleburan sejumlah lembaga penelitian ke BRIN, terutama Eijkman.

Pelaksana Tugas Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Hayati BRIN Iman Hidayat mengatakan ada tujuh tim yang kini mengembangkan vaksin produk dalam negeri namun progres pengembangan Vaksin Merah Putih yang paling cepat adalah dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. (tvl)

Back to top button