Bahagia Jika Niat Amalnya Benar
Kita sebagai manusia yang harus diperbaiki dulu adalah niat. Niat akan mempengaruhi hasil dan dampak dari sebuah perbuatan.
Oleh: KH. Abdullah Gymnastiar
KENAPA ketika sudah berbuat baik tapi belum merasakan bahagia dan ketenangan hidup? Karena niat dari setiap amal atau perbuatan kita bukan karena Allah Ta’ala. Perbuatannya masih berorientasi pada disukai atau tidak disukai, dipuji atau tidak dipuji, maka inilah sumber ketidaktenangan kita, membuat kita mudah marah dan kecewa.
Misalkan ada seorang istri yang sudah menyiapkan makanan pagi untuk suaminya, makanan yang dimasak adalah menu kesukaan sang suami. Qadarullah suaminya sudah ada janji kalau pagi ini ada pertemuan dan makan bersama dengan grup sepeda, namun sang suami lupa untuk memberitahukan kepada istrinya. Kira-kira bagaimana perasaan istrinya? Mungkin sang istri merasakan jengkel, dongkol, menggerutu, dan kecewa dengan kejadian tersebut karena menganggap tidak dihargai.
Tapi seharusnya kalau niatnya ikhlas tidak perlu marah dan kecewa, karena jika niatnya baik tidak akan mengurangi pahala seorang istri meskipun sang suami tidak memakan masakannya. Makanya kita sebagai manusia yang harus diperbaiki dulu adalah niat. Niat akan mempengaruhi hasil dan dampak dari sebuah perbuatan.
Kemudian yang perlu kita ketahui adalah bahwa Allah Ta’ala mengetahui setiap niat manusia, meskipun tidak terlihat dan tidak diungkapkan. Ketika seseorang melakukan sesuatu, kapan pun, dan di mana pun Allah pasti mengetahuinya, karena Allah yang memiliki sifat ‘Alimun. Allah berfirman dalam Al-Qur’an yang berbunyi:
“Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam. Dan Dia Maha Mengetahui segala isi hati.” (QS. Al-Hadid: 6)
Seharusnya niat melakukan sesuatu kebaikan karena demi mengharapkan kebaikan dari Allah Ta’ala. Kalau meniatkan sesuatunya untuk populer, belum tentu populer kebaikannya, bisa jadi popularitas dimilikinya justru menjadi aib bagi dirinya sendiri. Sekali lagi mari luruskan niat, karena apabila niatnya salah, maka kelakuannya pun akan salah. Bila niatnya baik, maka kelakuannya pun akan baik. Niat adalah pondasi untuk beramal dan berbuat. Wallahu a’lam bishowab. [*]