Crispy

Emmanuel Macron Ungguli Marine Le Pen untuk Berkuasa di Prancis Lima Tahun Lagi

  • Menurut exit poll, Macron meraih 58,2 persen suara, Le Pen 41,8 persen.
  • Muslim Prancis dan generasi muda tidak antusias mendatangi kotak suara.

JERNIHEmmanuel Macron mengungguli Marine Le Pen dengan perolehan 58 persen berbanding 42 persen dari seluruh suara sah yang masuk dalam pemilu yang tak antusias.

Rincinya, politisi kanan-tengah itu menang 58,2 persen, mengalahkan kandidat sayap kanan Le Pen yang meraih 41,8 persen, menurut exit poll. Macron dipastikan berkuasa lagi untuk lima tahun ke depan, meski hampir 28 persen pemilih tidak menggunakan hak suaranya.

Kemenangan Macron diumumkan segera setelah pemungutan suara ditutup Minggu pukul 20:00 waktu setempat. Macron merayakan kemenangannya di Champ de Mars, di bawah bendera biru-kuning Uni Eropa dan Tricolour Prancis.

Macron kini berusia 44 tahun. Brigitte Macron, istrinya yang pensiunan guru berusia 69 tahun, juga terlibat dalam perayaan kemenangan.

Sampai Minggu pukul 19:00 jumlah pemilih yang memenuhi syarat dan memilih pada putaran kedua mencapai 72 persen. Angka partisipasi pemilih ini yang terendah sejak 1969, atau ketika Charles de Gaulle mengundurkan diri sebagai kepala negara, dan hanya 69 persen yang memilih Georges Pompidou.

Angka abstain tahun ini 2,6 persen lebih tinggi dibanding 2017, atau ketika Macron kali pertama mengalahkan Le Pen dan menyegel masa jabatan pertamanya.

Macron adalah pendukung Uni Eropa paling bersemangat, dan sekarang berharap terus menjadi pemimpin de facto blok itu pasca pensiun Kanselir Jerman Angela Merkel.

Tidak diketahui berapa banyak Muslim Prancis yang menggunakan hak pilihnya. Yang pasti, Macron dan Le Pen bukan pilihan Muslim Prancis karena keduanya mengkampanyekan anti-Islam.

Macron menggunakan kata ‘laicite’ atau sekularisme untuk menyerang simbol-simbol keagamaan, terutama Islam, di Prancis. Le Pen secara terbuka mengatakan akan mendenda wanita pengguna hijab di depan umum.

Generasi mudar Prancis juga tidak memilih keduanya, karena sistem politik Prancis tidak mewakili mereka. Faktor inilah yang membuat jumlah pemilik suara yang mendatangi kotak suara menurun.

Back to top button