Cina Merahasiakan Informasi Penyebaran Virus di Wilayah Muslim Uighur
Urumqi — Cina merahasiakan penyebaran virus korona di Xinjiang, daerah otonomi dan domain Muslim Uighur.
“Informasi tentang virus korona, tau 2019-nCoV, di Daerah Otonomi Xinjiang UIghur (Xuar) adalah rahasia negara, dan tidak akan disebar ke publik,” kata seorang pegawai pemerintah di Urumqi, imbu kota Xinjiang, seperti dikutip situs Radio Free Asia.
Pada 23 Januari 2020, media Cina — mengutip otoritas kesehatan di Xuar — mengatakan dua pria diidentifikasi terinfeksi virus korona. Keduanya, diidentifikasi dengan nama keluarga Li dan Gu, pernah mengunjungi Wuhan — ibu kota Propinsi Hubei.
Keduanya, berusia 47 dan 52 tahun, diyakini membawa virus dari Wuhan, episenter penyebaran virus. Minggu lalu, jumlah terinfeksi menjadi 24 orang, dan 1.254 dalam pengawasan medis.
Enam dari 24 orang terinfeksi dalam kendisi serius. Dua dinyatakan dalam keadaan kritis.
Situs Tianshan.net memberitakan China Southern Airlines membawa 400 ribu masker dan 400 ribu sarong tangan ke Urumqi dan Karamay. Pihak berwenang mengirim seribu alat uji virus korona ke Xuar.
Laporan ini setidaknya mengindikasikan tingkat penyebaran virus korona di Xinjiang. Pejabat lokal täta bungkam tentang bagaimana virus menyebar ke wilaya itu.
Tidak ada yang tahu nasib 1,8 juta warga Muslim Uighur yang ditahan. Media lokal hanya memperlihatkan tahanan berada di kamp dan menjalani indoktrinasi politik, karena keteguhan mereka pada agama dianggap membahayakan.
Radio Free Asia di Xinjang berusaha berbicara dengan banyak pejabat kesehatan, tapi tak satu pun bersedia buka mulut. Satu pejabat buka mulut, tapi hanya mengatakan membocorkan penyebaran virus korona di Xinjiang melanggar UU Keamanan Nasional Tiongkok.
Seorang karyawan di pusat panggilan darurat di Kashgar, mengatakan tidak tahu saat ditanya berapa jumlah korban. Karyawan lain di pusat-pusat kesehatan di Xinjiang berata senada; “Saya tidak bisa menjawab, karena saya tidak tahu siapa Anda.”