Nikola Tesla Milik Siapa? Serbia atau Kroasia

- Nikola Tesla lahir di Smiljan, kota kecil di Kroasia, tapi dari rahim wanita Serbia, beragama Ortodoks Timur, dan ayah orang Serbia.
- Kroasia mengatakan Smiljan itu wilayah Kroasia. Jadi Nikola Tesla orang Kroasia beretnis Serbia.
JERNIH — Kroasia akan masuk zona euro mulai 1 Januari 2023 dan menerbitkan mata uang dengan gambar Nikola Tesla pada pecahan 50, 20, dan 10 sen. Serbia bereaksi keras.
Perseteruan lama antara Kroasia dan Serbia soal Nikola Tesla kembali mengemuka, dan banyak orang mempertanyakan latar belakang etnis penemu arus bolak-balik itu.
Di Balkan, latar belakang etnis ditentukan oleh agama. Kroasia beragama Katolik, orang Serbia pemeluk Kristen Orthodox, dan Bosnia-i-Herzegovina menganut Islam.
Orang Kroasia percaya Tesla lahir di Smiljan, desa kecil di Kroasia. Orang Serbia mengatakan Tesla penganut Orthodox nominal, jadi harus dilihat sebagi etnis Serbia.
Perang kata-kata politik tingkat atas terjadi. Presiden Serbia Aleksandar Vucic menuduh Zagreb, pusat pemerintahan Kroasia, menempatkan citra Tesla pada koin bernilai kecil.
Serbia, kata Vucic, menempatkan Tesla pada lembar 100 dinar, yang nilainya 75 sen euro. Jadi, Serbia lebih menghormati Tesla.
Mengapa Tesla Begitu Penting
Tesla adalah insinyur, fisikawan, ilmuwan, dan jenius industri di masanya. Ia meninggalkan jejak pada kemanusiaan, tapi tidak ada bukti Tesla mengidentifikasi diri pada salah satu kelompok etnis di Balkan.
Yang dunia tahu adalah Tesla mendedikasikan seluruh hidupnya pada sains. Untuk semua itu ia bisa dengan mudah mengorbankan segala bentuk kehidupan pribadi.
Informasi dari Museum Nikola Tesla di Beograd menyebutkan Tesla adalah penduduk asli Smiljan, desa kecil bagian merupakan bagian Perbatasan Militer, atau wilayah perbatasan yang kemudian dianggap sebagai jantung Kekaisaran Austro-Hungaria.
Perbatasan Militer, atau Militärgrenze, dibentuk abad ke-16 sebagai garis pertahanan melawan invasi Kekaisaran Ottoman Turkiye.
Habsburg, dinasti penguasa Kekaisaran Austro-Hongaria, membuat perbatasan itu menarik bagi orang-orang yang ingin terlibat dalam dinas militer. Imbalannya, hanya dibebani sedikit pajak.
Penduduk asli Kroasia, Serbia, Hongaria, Rumania, dan dari negara Eropa Timur lainnya, segera berdatangan. Setiap etnis membentuk desa masing-masing, dan melanjutkan tradisi leluhur.
Pada pertengahan abad ke-19, populasi Smiljan terpecah ke dalam dua kelompok kuat; penganut Orotodoks Timur dan Katolik Roma.
Lahir 1856, Nicola Tesla meninggalkan Smiljan — yang kemudian bergabung dengan Austro-Hongaria — untuk belajar matematika dan fisika di Universitas Teknik Graz dan filsafat di Universitas Praha.
Tesla — meski seorang polimatik berbakat — menjalani masa-masa sengsara selama studi. Ia menghabiskan sekian bulan di Budapest dan Paris, membuat peragaan teknologi dengan Continental Edison Company — milik penemu terkenal Thomas Alva Edison.
Continental Edison Company mengirim Tesla ke Strasbourg tahun 1883. Alih-alih melanjutkan studi, Tesla justru membangun motor induksi arus bolak-balik — satu dari sekian banyak penemuan yang mengubah dunia.
Temuan Tesla yang satu ini digunakan untuk semua hal, mulai dari peralatan rumah tangga, lift, konveyor, dan derek.
Setahun kemudian Tesla tiba di Pulau Staten New York sebagai satu dari ribuan imigran Eropa yang mencari impian Amerika. Di sakunya hanya ada uang empat sen, sejumlah puisi, dan desain mesin terbang.
George Westinghosue, penemu dan jenius industri terkenal saat itu, memberi berobosan untuk Tesla. Ia membeli hak paten arus bolak-balik temuan Tesla.
Ketika era listrik dimulai, dua kubu; sistem arus searah yang dipimpin Edison dan pengaturan arus alternatif Westinghouse-Tesla, berjuang menjadikan diri sebagai norma.
Yang menang adalah arus bolak-balik Tesla karena terbukti lebih aman, ekonomis, dan memungkinkan transfer listrik dalam waktu lama.
Tesla juga dikenal karena sering menampilkan kehebatan intelektual dan inovasinya di depan umum. Ia sering menggunakan tubuhnya sebagai media demonstrasi listrik. Misal, membiarkan listrik melewati tubuhnya dan menyalakan lampu yang dia pegang, untuk membuktikan temuannya aman.
Temuan lainnya adalah apa yang disebut kumparan Tesla. Ia juga bereksperimen dengan shadowgraphs, yang mengarah pada temuan perangkat radio dan TV, serta perangkat sinar X.
Pada pergantian abad, Tesla memiliki pembangkit listrik tenaga air pertama di Air Terjun Niagara. PLTA itu menyandang nama Tesla karena menggunakan paten Tesla.
Tesla menunjukan kepada dunia bawah Bumi dapat digunakan sebagai konduktor, yang menerangi ratusan lampu dari jarak jauh. Pengisi daya nirkabel dan router wi-fi muncul dari temuan Tesla.
Ketika Tesla mengumumkan apa yang disebut remote control, banyak orang skeptis. Tesla mendemontrasikan temuannya; pesawat terbang mainan yang dipandu remote control, di Madison Square Garden. Sejarah mencatat temuan Tesla itu adalah drone pertama yang berhasil dioperasikan.
Kenapa Dunia Melupakan Tesla?
Indikasi awal Tesla dilupakan adalah ketika dia nyaris membuat saluran komunikasi pertama di dunia melalui menara penyiaran nirkabel. Pemodalnya adalah raksasa keuangan JP Morgan.
Muncul krisis keuangan dan ada masalah dengan tenaga kerja, yang membuat proyek terhenti. Pamor Tesla meredup. Berikutnya adalah pulbikasi buruk tentang karakternya yang eksentrik, monomaniak, dan terkadang kasar.
Ada yang berupaya melihat masa lalunya dan menjelaskan bahwa Tesla sebenarnya menderita trauma seumur hidup, dengan kemungkinan mengidap masalah kesehatan mental.
Ia menyaksikan Dane, saudaranya, mati akibat terjatuh dari kuda. Tesla saat itu berusia lima tahun dan mengaku mendapatkan penglihatan akan masa depan.
Seiring bertambah usia, Tesla — yang populer di kalangan teman dekat, termasuk selebritas Mark Twain — menghukum diri dengan hidup dalam isolasi. Ia menghabiskan hari-harinya dalam perjuangan terhadap germofobia — istilah kejiwaan untuk menyebut orang yang takut berlebihan akan kuman, bakteri, mikroba, kontaminasi dan infeksi.
Ia juga menderita masalah keuangan dan penyakit serius lainnya. Buku catatan yang dia simpan pada tahun-tahun terakhir menjadi pertapa di Hotel New Yorker dan menikmati kebersamaan dengan merpati, masih membuat orang terpesona hingga saat ini.
Dalam situasi seperti itu ia masih memiliki beragam imajinasi. Salah satunya, dan paling keterlaluan, bahwa dia menemukan desain senjata berbasis gelombang radio yang dapat menghancurkan puluhan ribu pesawat musuh dalam satu gerakan.
Memasuki usia tua, Tesla semakin lemah hingga tampak kurus kering. Ia meninggal dalam kesendirian sempurna di Hotel New Yorker tahun 1943 pada usia 86 tahun, di tengah Perang Dunia II. Warisannya segera jatuh ke dalam ketidak-jelasan nyaris sempurna.
Tahun 2000-an muncul minat baru terhadap Tesla. Hollywood mengangkat kisahnya dalam film, dengan David Bowie sebagai pemerannya.
Elon Musk menamai perusahaan mobil listriknya Tesla Motor, yang segera mendapatkan basis penggemar di kalangan anak muda, satu abad lebih setelah sang penemu berada di puncak ketenarannya.
Tesla Antara Kroasia dan Serbia
Usai Perang Dunia II dan Jerman kalah, Josip Broz Tito mendirikan Republik Federasi Sosialis Yugoslavia. Tesla dihormati sebagai pemikir paling cemerlang di negara itu.
Wajahnya kali pertama muncul dalam mata uang dinar pecahan 500 tahun 1970. Saat itu pecahan 500 adalah denominasi terbesar.
Setelah Perang Dingin, Yugoslavia pecah. Kroasia memerdekakan diri tahun 1991. Etnis Serbia di Republik Kroasia memberontak. Perang berdarah dan brutal dimulai.
Tahun1995 perang diakhiri dengan eksodus massal orang Serbia dari Kroasia, tanpa menyisakan Tesla dalam kematiannya.
Penyerang tak dikenal, yang diyakini sebagai paramiliter Kroasia, menghancurkan rumah kelahiran dan monumen yang dibangun untuk menghormati Tesla. Maklum, Smiljan saat itu adalah arena perang paling keji antara etnis Kroasia dan Serbia.
Entah bagaimana Zagreb melihat kesempatan mengklaim Tesla sebagai tokoh sejarah terkenal asal Kroasia.
Pemerintah membangun kembali rumah kelahirannya di Smiljan tahun 2006, dan meresmikan monumen untuknya di Zagreb. Monumen itu dirancang pematung terkenal Ivan Mestrovic tahun 1956, dan dipindahken ke ibu kota untuk menandai 150 tahun Tesla.
Smiljan dan Beograd, ibu kota Serbia, juga membangun museum untuk Nikola Tesla dan karya-karya terakhirnya. Museum menyimpan guci berbentuk bola dunia berisi abu jenazah sang penemu.
Apa Kata Politisi?
Tiga dekade Kroasia dan Serbia terlibat hubungan kotor. Kini, mereka saling klaim memiliki Tesla, dan pemimpin kedua negara membuat beberapa konsesi.
PM Kroasia Andrej Plenkovic mengatakan Tesla secara etnis adalah orang Serbia, dan memilikinya di koin euro harus dipandang sebagai hal positif.
“Kami hanya melihat Tesla sebagai nilai tambah, dan saya tidak melihat itu menjadi masalah,” kata Plenkovic.
Meski Beograd menunjukan reservasi, fakta tak terbantah adalah Tesla lahir di Smiljan dan menempuh pendidikan di Karlovac, keduanya adalah wilayah Kroasia.
“Warga negaralah yang akhirnya memutuskan siapa yang akan ditampilkan di koin,” kata Plenkovic. “Kami tidak mengambil siapa pun dari siapa pun.”
Vucic punya pendapatnya sendiri. Dalam wawancara dengan Pink TV, Juli 2021, Vuic mengatakan; “Tesla adalah orang AS keturunan Serbia. Lahir sebagai orang Serbia dari rahim wanita Serbia dan ayah Serbia.”
Seperti Plenkovic, Vucic juga mengatakan; “Tesla seorang jenius milik umat manusia, dan tidak ada masalah dia menjadi milik Kroasia.”
Presiden Kroasia Zoran Milanovic seakan ingin memberikan solusi ketika di posting Facebook-nya mengatakan; Serbia juga dapat menampilkan Tesla pada koin euro segera setelah bergabung dengan zona euro.
“Semua akan senang,” katanya.
Adakah Alasan Lain Meributkan Tesla?
Igor Stijks, seorang penulis dari Sarajevo yang bekerja sebagai profesor di Universitas Beograd dan Ljubljana, mengatakan ini hanya tentang kami punya apa, dan kamu punya apa.
Orang-orang di masa lalu, lanjutnya, punya gagasan sangat kompleks tentang siapa mereka dan tentang identitas etnis, agama, daerah, dan pandangan politik.
Di era Tesla, menjadi Katolik atau Orodoks Timur tidak langsung diterjemahkan sebagai Kroasia atau Serbia, seperti yang dipahami saat ini.
Kebangkitan etnonasionalisme di bekas Yugoslavia memaksa segala sesuatu, dan setiap orang, untuk diperiksa melalui lensa eksklusi etnis mereka.
“Etnonasionalis menghendaki kepemilikan eksklusif. Nikola Tesla adalah korban logika etnosentris tentang partisi, fragmentasi, dan kepemilikan,” kata Stijks.
Mengenai klaim Kroasia terhadap Tesla, Stijks memiliki pendapat menarik. Menurutnya, langkah kecil Kroasia — menempatkan wajah Tesla di koin euro — merupakah langkah kecil atas pengakuan terhadap enis minoritas Serbia sebagai elemen konstitutif masyarakatnya.
“Jika Zagreb ingin mengatakan bahwa Kroasia di masa depan adalah negara yang merangkul semua etnis dan agama, maka menghadirkan Tesla di koin mata uang adalah isyarat,” katanya.
Namun, masih menurut Stijks, jika Kroasia berkeras Nikola Tesla lahir di Kroasia dan mengabaikan etnis Serbia dan kepercayaan Ortodoks-nya, Zagreb sedang menulis ulang sejarahnya sendiri menurut narasti etnis.
Reaksi Serbia sejalan dengan desakan Beograd untuk melindungi kepentingannya di sepanjang narasi etnosentrisnya sendiri.
“Kemarahan Serbia juga membuat penasaran,” ujar Stijks. “Nikola Tesla diduga hanya menghabiskan satu hari di Serbia, dan tidak banyak berhubungan dengan Serbia selain dari etnis Serbianya.”
Jadi, etnis Serbia-lah yang diperhitungkan di sini, bukan penemuan besarnya untuk umat manusia.
Testa tidak pernah memilih salah satu etnis; Kroasia atau Serbia. Namun, dalam telegram tahun 1936 yang dikirim ke Vlatko Macek — kepala pemerintahan Kerajaan Yugoslavia saat itu — Tesla memperlihatkan identitasnya.
“Saya bangga dengan asal Serbia saya dan tanah air Kroasia saya. Hidup Yugoslavia,” tulis Tesla.
Dalam surat lain bertahun 1942 Tesla menulis; “Sebagai orang Serbia tertua dan seorang Yugoslavia di AS, saya meminta rekan senegara untuk memperhatikan seruan Presiden Franklin Delano Roosevelt agar melawan Nazi Jerman dan sekutunya.”
Jadi, Tesla adalah orang Serbia dengan latar belakang etnis Serbia yang lahir di Kroasia. Tesla, menurut Stijks, seolah ingin menyatukan semua yang berbeda di semua wilayah berbeda.
Pesan Nikola Tesla haruslah dipandang sebagai arah ke masa depan perdamaian dan kemakmuran di kawasan Balkan.