Takut Perang Saudara, 28 Persen Penduduk Israel Pertimbangkan Kabur ke Luar Negeri
- Kekhawatiran akan perang saudara menguat setelah 10 ribu pasukan cadangan Israel menolak tugas.
- PM Netanyahu berjanji akan berunding dengan partai oposisi sebelum meloloskan paket reformasi terakhir.
JERNIH — Sekitar 56 persen penduduk Israel khawatir negaranya terjerumus ke dalam perang saudara, menyusul protes atas undang-undang baru yang membatasi kekuasaan mahkamah agung, dan pertimbagkan lari ke luar negeri.
Jajak pendapat yang digelar Channel 13 Israel, Selasa 25 Juli, memperlihatkan 54 persen responden mengtakan reformasi mengancam keamanan nasional. Sedangkan 28 persen responden mempertimbangkan lari ke luar negeri.
Parlemen Israel, Senin 24 Juli, meloloskan bagian pertama paket reformasi PM Benjamin Netanyahu, yang membatasi pengawasan pengadilan atas tindakan pemerintah dan membatasi kemampuan untuk memveto keputusan dan penunjukan politik.
PM Netanyahu mengklaim perombakan diperlukan untuk mengendalikan kekuasaan peradilan. Pemimpin oposisi berpendapat langkah itu mengancam demokrasi di Israel.
Demonstrasi pecah di berbagai kota di Israel setelah UU disahkan. Pengunjuk rasa dan polisi anti-huru hara bentrok di Tel Aviv dan Yerusaelem. Di Klar Saba, di utara Tel Aviv, tiga orang terluka setelah pengemudi membajak mobil dan melarikannya melewati pengunjuk rasa yang memblokir jalan raya.
Sekitar 10 ribu tentara cadangan Israel menolak tugas dan bergabung dengan aksi protes. Ilmuwan nuklir mendukung pengunjuk rasa dan mengancam mogok.
PM Netanyahu berjanji mengadakan pembicaraan dengan pemimpin oposisi; Benny Gantz dan Yasir Lapid, tentang sisa reformasi yang diusulkan. Ia juga menegaskan sangat terbuka untuk kompromi.
Jajak pendapat menunjukan hanya 33 persen responden mengatakan masih mempercayai PM Netanyahu, sedangkan 55 persen meminta Gantz dan Lapid kembali berunding dengan pemerintah.
Gantz berjanji jika partai tengah Persatuan Nasional berkuasa seluruh rencana reformasi akan dibatalkan.
Aksi protes mengguncang Israel sejak Januari 2023 dan meningkat sepanjang Maret tahun yang sama. Demo sempat mereda ketika PM Netanyahu setuju menunda reformasi dan berunding dengan partai oposisi.
Presiden Israel Isaac Herzog secara terbuka meminta PM Netanyahu menerima serangkaian perubahan yang dipermudah. Ia juga memperingatkan akan kemungkinan perang saudara dalam waktu dekat.
Gantz sempat mengatakan krisis politik di Israel membuat AS tidak lagi mempertimbagkan negeri Yahudi itu sebagai mitra dekat. Presiden AS Joe Biden sempat mengkritik PM Netanyahu, yang dijawab pejabat Israel dengan mengatakan; “Kami negara merdeka, bukan salan satu bintang dalam bendera AS.”