Ini Penjelasan Mengapa Harga Obat di Indonesia Mahal
Menurut Taruna penyebab mahalnya harga obat di Indonesia karena lambannya sebuah produk obat baru masuk Indonesia dan karena adanya regulasi yang menghambat.
JERNIH-Akhirnya terungkap teka teki mahalnya harga obat di Indonesia. Informasi tersebut disampaikan Taruna Ikrar yang baru saja dilantik sebagai Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menggantikan posisi Rizka Andalusia.
Menurut Taruna penyebab mahalnya harga obat di Indonesia karena lambannya sebuah produk obat baru masuk Indonesia. Semakin lama produk tersebut tidak tersedia di pasar lokal, maka akan semakin mahal harganya ketika sampai di Tanah Air.
“Misalnya produk biologi sudah disahkan di Eropa atau di Amerika, bertahun-tahun belum masuk ke Indonesia, dan itu menyebabkan semakin mahalnya obat. Nah, ternyata ada aspek dalam jangkauan tersebut yang perlu di-treat secara spesifik,” kata Taruna paska pelantikannya sebagai Kepala BPOM di Istana Negara Jakarta, pada Senin (19/8/2024)
Penyebab lain mengapa harga obat di Indonesia masih mahal adalah karena adanya regulasi yang menghambat.
Taruna juga menyebut masih banyaknya harga obat yang mahal menjadi salah satu tantangan yang harus ditangani saat dirinya ditunjuk sebagai Kepala BPOM.
Penyebab berikutnya atas kemahalan harga obat di Indonesia adalah masih kurangnya koordinasi antar lembaga terkait. Untuk itu Taruna berharap terbangunnya sinergitas antara BPOM, BPJS Kesehatan, Kementerian Kesehatan, hingga asosiasi farmasi dan perusahaan obat.
Selanjutnya Taruna berjanji akan mendorong inovasi obat dan produk biologi di dalam negeri agar Indonesia tak bergantung pada obat impor.
Beberapa waktu lalu Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) menyebut jika harga obat di Indonesia lebih mahal hingga lima kali lipat daripada Malaysia, Selasa (2/7/2024). Menurut Menkes Budi Gunadi, penyebab harga obat-obatan di Indonesia lebih mahal daripada Negeri Jiran adalah rantai perdagangan di Tanah Air masih terlalu panjang, tata kelola yang kurang baik, dan informasi kesehatan yang dinilai tidak transparan. (tvl)