Turkiye dan Jerman Berseteru Soal Kebab, Komisi Eropa Paksa Keduanya Bersepakat
- Sejak diperkenalkan imigran Turkiye di Jerman tahun 1970-an, kebab populer dan sekujur Eropa.
- Turkiye berusaha mendaftarkan kebab sebagai warisan kuliner miliknya. Jerman keberatan, karena bisa mempengaruhi harga daging lokal.
JERNIH — Uni Eropa akan memaksa Turkiye dan Jerman mengakhiri pertikaian lama soal kebab, makanan khas Turkiye yang populer di Jerman, dalam waktu enam bulan.
The Economist melaporkan Komisi Eropa mengharuskan kedua negara mencapai kompromi, dan memutuskan nasib kebab. Tidak disebutkan apa yang akan terjadi jika kompromi tak tercapai.
Pertikaian Jerman-Turkiye soal kebab dimulai dua tahun lalu ketika Ankara mengajukan permohonan ke Uni Eropa agar hidangan lezat itu didaftarkan sebagai makanan khas Turkiye, seperti Neapolitan Pizza dari Italia atau Jamon Serrano dari Spanyol.
Turkiye bukan anggota Uni Eropa, yang memiliki skema Jaminan Makanan Khas Tradisional (TSG) sehingga memungkinkan negara anggota — atau negara dunia ketiga — mengajukan perlindungan terhadap makanan tradisional mereka.
Jika diberi status TSG, doner kebab harus disiapkan berdasarkan spesifikasi yang ditetapkan Ankara di seluruh Uni Eropa.
April 2024 Brussels mengeluarkan perjanjian awal untuk mendaftarkan kebab bagi Turkiye, dan menerbitkan permohonan Ankara di situs resminya. Jerman, tempat doner kebab populer sejak diperkenalkan imigran Turkiye tahun 1970-an, mengajukan keberatan.
Berlin menentang rincian tertentu dalam permohonan itu, seperti jenis daging dan bahan-bahan lainnya. Selama musim panas, Jerman beberapa kali mengeluhkan pemberitan status TSG kepada Ankara akan mempengaruhi produksi daging lokal dan berpotensi menaikan harga kebab.
Menurut laporan, Komisi Eropa menerima sebelas keberatan atas tawaran Turkiye dan memutuskan apakah keberatan itu beralasan atau tidak pada 24 September. Sejauh ini laporan itu belum diumumkan.
Jika Brussels menganggap keluhan itu sah, Komisi Eropa akan memberi Berlin dan Ankara waktu enam bulan untuk menyelesaikan perbedaan mereka. Jika mereka gagal melakukannya, Komisi Eropa akan memutuskan tawaran Turkiye sendirian.
Menteri Pangan dan Pertanian Jerman Cem Ozdemir, yang keturunan Turkiye, sebelumnya berpendapat langkah Komisi Eropa memutuskan sendiri akan menjadi intervensi pasar Jerman dengan dampak ekonomi yang nyata.
“Kebab milik Jerman. Setiap orang seharusnya dapat menyiapkan dan memakan kebab sesuai keinginan mereka,” kata Ozdemir di postingan X. “Tidak perlu mendapatkan arahan dari Ankara tentang masalah ini.”
Federasi Doner Kebab International di Istanbul berpendapat makanan itu bagian penting dan warisan kuliner Turkiye, dan harus disiapkan sesuai aturan Turkiye.
Apa yang membuat Turkiye dan Jerman beseteru soal kebab? Sederhananya, kebab adalah bisnis raksasa. Menurut Komisi Eropa, penjualan doner kebab di Eropa mencapai 3,5 miliar euro, atau Rp 59,1 triliun. Dari jumlah itu, penjualan kebab di Jerman mencapai 2,3 miliar euro, atau Rp 38,8 triliun, per tahun.
Jika tawaran Turkiye dikabulkan, doner kebab akan menjadi nama produk tradisional pertama yang terdaftar di Uni Eropa, yang berasal dari luar Uni Eropa.