Veritas

Produk Protein Hewani JAPFA Praktis dan Beragam, Ibu Senang Anak Tercukupi Gizinya

  • Makanan daging olahan mudah ditemui di sekitar kita. Seperti sosis, nugget, dagingbeku, kornet, baso, dan jenis lainnya. Meskipun tidak sepadat protein murni seperti daging segar, namun daging olahan tetap mengandung protein hewani yang dibutuhkan anak-anak untuk pertumbuhannya.

JERNIH — Tangannya dengan cepat memasukkan beberapa potong nugget, sosis, telor mata sapi, saus tomat, dan kerupuk menemani segenggam nasi putih di kotak makan kedua anaknya, Arjuna dan Kanaya. Putra-putrinya yang berseragam SD ini dengan sabar menunggu di kursi meja makan keluarga kecilnya.

Kedua buah hatinya tu memperhatikan dengan cermat sambil menghitung berapa potong nugget untuk bekalnya seakan tak mau kekurangan satu pun jatah makanan kesukaannya itu. “Jangan lupa makanannya dihabisin ya, pulang jangan tersisa,” seru Dina Ratnasari, 41, seorang ibu, warga Perumahan Sidodadi Subang itu sambil menutup tempat makan putra-putrinya itu. “Siap Mah,” kata keduanya, seperti dikomando.

Setiap hari, Dina harus menyiapkan bekal untuk Arjuna, siswa SD kelas 5 dan Kanaya, siswi kelas 2 SD. Keduanya merupakan pelajar di sebuah sekolah swasta muslim terpadu di Kabupaten Subang. “Kalau pagi itu setiap hari repot tapi saya tetap harus menyediakan bekal untuk si kakak dan ade. Untung sekarang banyak jenis makanan daging olahan yang praktis,” tambahnya, ketika dihubungi jernih.co.

Ia bisa dengan mudah mendapatkan makanan olahan dari daging sapi, ayam, bahkan seafood terutama keluaran JAPFA di minimarket atau kios-kios tempat penjualan frozen food. “Banyak variasi sehingga anak-anak gak bosan. Rasanya juga enak dan yang terpenting bergizi. Saya selalu simpan stok di kulkas. Bayangkan jika setiap pagi harus ke tukang sayur atau belanja daging dan memasaknya. Pasti ribet dan bisa gak keburu dijadikan bekal anak-anak,” paparnya.

Marcelina, 44, seorang pengajar di sekolah swasta di bilangan Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan tak hanya mengandalkan produk daging olahan untuk dikonsumsi anak-anaknya. Ia juga meminta pengelola kantin tempat ia mengajar untuk menyediakan produk olahan bermutu bagi para siswanya saat jajan istirahat atau makan siang. Ia menganjurkan memilih makanan olahan dari merek yang sudah dikenal lama yakni produk-produk keluaran JAPFA.

“Saya juga menggunakan produk-produk tersebut untuk dikonsumsi anak-anak di rumah. Apalagi pilihannya banyak dan mudah ditemukan di sekitar rumah,” jelas Marcelina, ketika dihubungi terpisah. Kadang ia juga membeli daging ayam mentah, udang kupas, ikan salmon keluaran produsen yang sama.

Daging Olahan Penuhi Gizi Anak

Makanan daging olahan sangat mudah ditemui di sekitar kita. Seperti sosis, nugget, daging beku, kornet, baso, dan jenis lainnya. Meskipun tidak sepadat protein murni seperti daging segar, namun daging olahan tetap mengandung protein hewani yang dibutuhkan oleh anak-anak untuk pertumbuhan dan perkembangan.

Protein hewani berperan penting dalam pembentukan otot, jaringan tubuh, serta mendukung perkembangan otak anak. Sangat tepat untuk membantu mengatasi stunting atau gizi buruk yang masih dialami anak-anak di sejumlah daerah.

Daging olahan juga dapat membantu mendorong tingkat konsumsi daging di Tanah Air yang masih rendah dibanding dunia. Masih kalah jauh bila ketimbang dengan negara-negara Asia, seperti Jepang atau Korea bahkan mungkin setara dengan Ethiopia.

Lihat saja laporan Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) dan Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) yang menyebutkan, konsumsi daging sapi nasional pada tahun 2023 baru mencapai 2,25 kilogram/kapita/tahun. Sementara rata-rata konsumsi dunia sebesar 6,31 kilogram/kapita/tahun. Begitupun angka konsumsi daging unggas/ayam nasional pada 2023 sebesar 8,37 kilogram/kapita/tahun dengan rata-rata dunia sebesar 14,88 kilogram/kapita/tahun.

Padahal, peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan, dampak dari kurangnya protein hewani menyebabkan kekurangan gizi dan akan menimbulkan stunting, dengan tingkat kecerdasan yang rendah. Hal ini akan berdampak pada bangsa yang tidak dapat berkompetisi dengan masyarakat global.

“Protein hewani ini sangat penting untuk memelihara stamina tubuh, mempercepat regenerasi sel, menjaga sel darah merah, meningkatkan kecerdasan, dan kualitas hidup masyarakat. Selain itu, untuk memperpanjang umur harapan hidup (UHH), dan meningkatkan produktivitas/pendapatan per kapita,” tuturTri Puji Priyatno, Kepala Pusat Riset Peternakan pada Organisasi Riset Pertanian dan Pangan, saat menjadi naras umber BRIN Insight Every Friday (BRIEF), beberapa waktu lalu.

Dengan konsumsi protein hewani yang masih rendah, berdasarkan data badan pemeringkat internasional, tingkat IQ (Intelligence Quotient) masyarakat Indonesia hanya 78,49 atau berada di posisi 130 dari 199 negara. Saat ini rata-rata kecerdasan dunia, sudah mencapai 100,74. Bandingkan dengan Malaysia yang berada di peringkat 73 dengan rata-rata IQ masyarakatnya 87,58.

Tak heran, anak-anak seperti Arjuna maupun Kanaya akan sangat terbantu kecukupan gizi dan protein hewani hariannya dengan makanan olahan. Arjuna yang sangat hobi berolahraga terutama futsal dan Kanaya yang menyukai seni tari dan berenang ini tentu akan membutuhkan protein hewani yang sangat tinggi untuk menunjang aktivitasnya.Termasuk mengerjakan tugas berbagai mata pelajaran di kelasnya.

Anak-anak sekolah juga dapat terbantu pemenuhan protein hewaninya dengan jajanan bergizi yang tersedia di kantin sekolah. “Anak-anak didik saya kan dari pagi sampai sore penuh aktivitas di sekolah sehingga sangat terbantu dengan mengonsumsi sosis, nugget atau daging olahan lainnya,” tambah Marcelina.

Komitmen dan Variasi Produk Japfa

Kalangan ibu-ibu sudah hafal betul dengan beragam produk makanan olahan yang ada di pasaran. Salah satunya keluaran PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) yang sudah dikenal sejak lama. Produk bahan mentahnya dikenal berkualitas yaitu daging sapi, ayam, dan seafood. Ada juga produk-produk bernilai tambah lainnya.

Perusahaan agribisnis terbesar di Asia itu juga juga telah melakukan pendampingan di sekolah melalui program ‘JAPFA for Kids’ guna mencegah anak bangsa terkena malnutrisi. “Indonesia sedang mengalami beban ganda masalah gizi. Karenanya, JAPFA sebagai salah satu perusahaan penyedia protein hewani ingin berkontribusi lebih dalam memberikan kemudahan mengakses protein hewani hingga pelosok daerah,” kata Head of Social Investment JAPFA Dr. Artsanti Alif dalamketeranganresmi di Jakarta, baru-baru ini.

JAPFA memiliki merek yang sudah banyak dikenal seperti So Good, So Nice, Soszzis, Best Chicken, Ayam ULU, Santori, Dosuka, Tora Duo, Seafood Lovers, dan Real Good. Pilihannya sangat beragam. Untuk bahan baku ayam saja, tersedia mulai dari spicy wings, steamed chicken, bone in fried chicken, boneless chicken thigh, bone in grilled chicken, chicken nugget dan chicken stick.

Ada pula olahan ayam ready to eat seperti se’i ayam klungkung, ayam tangkap Aceh, ayam poor, ayam asap gulai, chicken floss, ayam rica-rica, ayam asap krecek, ayam ulu panggang minang dan minced chicken.

Sementara untuk olahan daging sapi, tersedia bakso dan beef round atau patty. Sedangkan untuk olahan seafood juga tersedia mulai dari ebi fury, fish katsu, fish nugget, hingga berbagai macam dimsum. Bahkan ada pula produk hasil inovasi berupa ayam segar probiotik yang disebut Olagud.

Jaringan penjualan JAPFA juga terbesar dan tersebar di banyak lokasi lewat gerai Best Meat dan secara daring melalui JAPFA Food Online sehingga mudah didapat konsumen. Saat ini, JAPFA memiliki lebih dari 218 gerai Best Meat di seluruh Indonesia yang didukung oleh 12 tipe rumah potong dan 23 saluran distribusi.

Saking mudahnya ditemui serta banyaknya variasi produk, kaum Ibu seperti Dina dan Marcelina, tak hanya menyajikan makanan olahan untuk makan anak-anak tetapi juga untuk seluruh anggota keluarga termasuk suaminya atau tamu-tamunya. “Kadang kita beli juga siomay atau otak-otak untuk cemilan keluarga sambil nonton televisi bersama keluarga. Gerainya juga ada di deka trumah,” papar Marcelina.

“Kalau saya selalu menyediakan baso dan sosis, karena anak-anak sering minta mie instan atau nasi goreng menggunakan sosis,” jelas Dina seraya menambahkan, produk JAPFA selain memberinya kemudahan dalam penyajian yang terpenting adalah membantu kecukupan gizi anak-anak dan keluarganya.

Back to top button