Menhan AS Lloyd Austin Kunjungi Laos, Kenang Kegagalan Paling Konyol Perang Rahasia
- Setiap delapan menit selama sembilan tahun, AS menjatuhkan bom ke Jalur Ho Chi Minh di Laos.
- Total misi pemboman 580.344. Jumlah bom yang dijatuhkan 260 juta ton. Hasil yang dicapai tidak ada, kecuali bencana kematian abadi.
JERNIH — Menhan AS Lloyd Austin, Kamis 21 November, menghadiri pertemuan menteri pertahanan ASEAN di Vientiene, ibu kota Laos, sebagai bagian tur regional meliputi Australia, Filipina, dan Fiji.
Kunjungan Menhan Austin sangat penting di tengah meningkatnya persaingan geostragis di Asia Pasifik, dan negara-negara ASEAN mencari jaminan keamanan akibat meningkatnya sengketa maritim dengan Tiongkok di Laut Cina Selatan.
Namun, ada agenda Menhan Austin yang tak tercantum selama berada di Laos, yaitu mengenang Operasi Barrel Roll yang mengawali babak tergelap dalam sejarah modern negara itu.
Operasi Barrel Roll
Operasi Barrel Roll adalah komponen utama Perang Rahasia di Laos, bagian dari Perang Indocina. AS berturut-turut melakukan operasi militer, termasuk mempersenjatai 30 ribu etnis Hmong yang antikomunis, seraya menyembunyikan keterlibatan AS dari Kongres.
Kampanye perang AS di Laos adalah yang paling rahasia, menimbulkan bencana kemanusiaan paling pedih, dan tercatat sebagai kegagalan paling memalukan di era Perang Dingin. Operasi Barrel Roll terungkap ke publik AS tahun 1971.
Ketika Perang Vietnam meluas menjadi Perang Indocina, dimulai ketika Vietnam Utara membangun Jalur Ho Chi Minh, AS menggelar Operasi Barrel Roll dengan 580.344 misi pemboman antara 1964-1973. Jumlah bom yang dijatuhkan mencapai 260 juta ton.
Jalur Ho Chi Minh, atau Ho Chi Minh Trail, adalah rute pasokan komunis Vietnam Utara ke Vietnam Selatan melewati sebagian besar wilayah Laos dan Kamboja.
AS menjatuhkan bom di sepanjang jalur itu, menyebabkan kehancuran dan bencana kemanusiaan tak terperi sampai saat ini. Dari ratusan ribu bom; konvensional, cluster, dan napalm, sebagian — dalam jumlah sangat besar — tak meledak, dan menjadi ancaman penduduk sampai saat ini.
Bruce Lockhart, profesor madya sejarah Asia Tengara di Universitas Nasional Singapura, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Operasi Barrel Roll sangat merusak dan menghasilkan apa-apa.
“AS mengebom Laos dengan sangat gencar dengan cara tidak masuk akal secara strategis,” kata Lockhart. “AS melakukan perang sia-sia, hanya menyebabkan kerusakan dan korban manusia, dan tak menyelesaikan apa pun.”
Satu Bom Setiap Delapan Menit
Selama sembilan tahun Operasi Barrel Roll, AS menjatuhkan satu bom ke Laos setiap delapan menit, dan 24 jam sehari. Menariknya, AS menjatuhkan bom di negara yang status netralnya dilindungi berdasarkan Konferensi Jenewa 1954 dan 1962.
Perhitungan Noam Chomsky, tertera dalam Chomsky Reader, AS menjatuhkan bom ke Laos dua kali lebih banyak dari seluruh bom yang dijatuhkan selama Perang Dunia II.
Terhitung sejak bom terakhir dijatuhakn AS, Perang Indocina telah berakhir setengah abad lalu. Namun, warisan mengerikan pemboman AS sedemikain abadi. Sebanyak 30 persen bom curah yang dijatuhkan AS tak meledak. Puluhan juta bom tak meledak lainnya, disebut UXO, masih terkubur di tanah Laos dan siap memangsa penduduk.
Sejak 1964, sekitar 50 ribu penduduk Laos terbunuh atau cacat oleh UXO. Landmine and Cluster Munition Monitor mengatakan 20 ribu dari 50 ribu penduduk Laos tewas atau cacat sejak perang berakhir tahun 1975.
Cluster bom, atau bom curah, yang tak meledak mungkin paling berbahaya. Dibuat seukuran bola tenis, dengan bentuk seperti mainan, menarik perhatian anak-anak untuk memegang dan memainkannya. Bom kecil ini dijatuhkan AS ke Laos dalam jumlah jutaan.
Sebanyak 14 dari 18 propinsi di Laos, dan seperempat dari seluruh desa di negeri itu, sangat terkontaminasi UXO, demikian laporan Norwegian People’s Aid — yang berupaya membersihkan Laos dari UXO.
Tom Vater, penulis The Most Secret Place on Earth – The CIA Covert War in Laos, mengatakan UXO adalah warisan Perang Rahasia paling jelas dan nyata. Warisan lainnya adalah bangkitnya Partai Komunis Laos, untuk mengalahkan pasukan royalis yang didukung AS pad tahun 1975.
“Warisan lain Perang Rahasia adalah sifat politik Laos yang nyaris seperti Korea Utara dan Kuba,” kata Vater.