10 Film Gary Iskak yang Tak Terlupakan

Gary Iskak meninggalkan warisan yang kuat: perjalanan panjang penuh dedikasi, kemampuan berakting lintas genre, serta karakter-karakter penuh warna yang masih dikenang sampai hari ini.
JERNIH – Sabtu, 29 November 2025, dunia hiburan Tanah Air berduka. Gary Iskak berpulang pada usia 52 tahun akibat kecelakaan sepeda motor di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Ia meninggalkan seorang istri dan empat anak.
Gary — nama lengkap Gary Muhammad Iskak — lahir 10 Juli 1973. Ia berasal dari keluarga besar pelaku seni, yang membuat dunia hiburan sudah lekat dengan kehidupannya sejak kecil. Kariernya di film dimulai pada awal tahun 2000, dan berlangsung selama lebih dari dua dekade — dengan total puluhan film layar lebar, serta sejumlah sinetron dan serial televisi.
Tak heran kalau ia dikenal sebagai aktor serbabisa. Ia mampu beradaptasi dengan berbagai genre—mulai dari drama romantis, komedi, aksi, hingga horor. Fleksibilitas ini membuatnya menjadi salah satu aktor pendukung paling konsisten dan dicari, terutama pada era 2000–an hingga 2020–an. Banyak penonton mengenalnya lewat karakter-karakter humoris dan mengena, sesuai dengan kepribadiannya di kehidupan sehari-hari yang dikenal santai dan jenaka.
Perjalanan panjang kariernya menunjukkan daya tahan luar biasa. Meskipun sempat menghadapi masalah kesehatan dan dinamika kehidupan pribadi, Gary tetap produktif hingga tahun-tahun terakhir hidupnya. Ia juga dikenal memiliki kemauan bereksperimen, termasuk mencoba genre horor dan peran-peran yang lebih gelap di usia karier yang sudah matang. Sikapnya ini menjadi warisan tersendiri bagi aktor generasi berikutnya tentang pentingnya keberanian mencoba hal baru.
Ini dia 10 Film Terbaik Gary Iskak sepanjang kariernya
1. Rumah Ketujuh (2003)
Film ini menjadi salah satu pijakan awal Gary di layar lebar. Setelah beberapa peran kecil di awal 2000-an, “Rumah Ketujuh” mulai menempatkannya dalam radar para produser film Indonesia.
Meskipun bukan film yang sangat populer, “Rumah Ketujuh” menandai era awal munculnya Gary di film besar, setelah peran-peran kecil di film seperti Bintang Jatuh (2000) dan Tragedi (2001). Ini adalah titik di mana namanya mulai diperhitungkan oleh produser.
2. 30 Hari Mencari Cinta (2004)
Sebagai film remaja populer, Gary memanfaatkan kesempatan ini untuk memperluas audiensnya. Meski bukan pemeran utama, ia tampil kuat dalam balutan drama dan komedi ringan.
Ini menunjukkan kemampuannya beradaptasi dengan berbagai genre, termasuk komedi dan drama remaja.
3. Ungu Violet (2005)
“Ungu Violet” menjadi salah satu film populer pertengahan 2000-an, dan kehadiran Gary bersama aktor/aktris besar membantu memperkuat reputasinya — bahwa ia bisa tampil solid, tidak hanya di komedi tapi juga drama.
4. D’Bijis (2007)
Inilah titik balik karier Gary. Perannya sebagai “Bule” mendapat banyak pujian, bahkan mengantarnya meraih penghargaan Aktor Pendukung Terbaik di Indonesian Movie Awards.
5. Merah Itu Cinta (2007)
Sebagai Aria, Gary menunjukkan kedalaman akting drama. Di film ini, Gary menampilkan sisi lebih serius; aktingnya mendapat apresiasi hingga penghargaan dari Indonesian Film Critics Circle Awards. “Merah Itu Cinta” menunjukkan bahwa ia tak melulu komedi — dia bisa menjiwai karakter dramatis, kompleks, dan emosional.
6. Maju Kena Mundur Kena Returns (2016)
Dalam film komedi aksi ini, Gary memainkan peran “cowok sangar” dengan gaya jenaka khasnya. Film ini menunjukkan bagaimana ia tetap relevan bagi generasi penonton baru. Film ini memperlihatkan kemampuan adaptasi Gary ke generasi baru film komedi Indonesia, serta keberanian mengambil karakter “nyeleneh” dan humoris. Menambah warna dalam filmografinya saat kariernya sudah matang.
7. From London to Bali (2017)
Gary tampil sebagai “Koboi”, karakter santai bernuansa humor dan petualangan. Peran ini menunjukkan fleksibilitasnya, mampu bergerak dari drama ke komedi ringan dengan mulus.
8. Ghost Buser: Misteri Desa Penari (2021)
Sebagai salah satu pemain utama, Gary menambahkan warna pada film horor dengan karakter yang kuat dan penuh energi, sekaligus menunjukkan kematangannya sebagai aktor.
9. Pesugihan: Bersekutu dengan Iblis (2023)
Ini adalah proyek horor besar yang membawa Gary keluar dari zona nyaman. Perannya yang intens menunjukkan keberaniannya menjajal genre yang penuh tantangan.
Dengan membintangi film horor, ia menunjukkan bahwa ia tidak terbatas pada komedi atau drama — ia berani merambah genre yang berat dan berbeda
10. Bad Boy in Love (2024)
Meski sebagai aktor pendukung, Gary tampil solid dalam drama romantis modern ini, menandakan konsistensinya tetap aktif dalam dunia film di usia 50-an. Gary layak dijuluki aktor serbabisa.(*)
BACA JUGA: ‘Marlina’ Satu-satunya dari Indonesia Masuk 100 Film Asia Terbaik Versi Busan






