Crispy

50 Tahun Kematian Bruce Lee: Apa Lagi yang Masih Kita Ingat dari Sang Legenda

  • Tak banyak lagi yang diingat dari Bruce Lee, tapi satu kalimatnya menginspirasi gerakan pro-demokrasi Hong Kong 2019.
  • Jika ada yang abadi dari Bruce Lee, mungkin hanya nunchuck, atau nuncako.

JERNIHBruce Lee telah mati 50 tahun lalu, tapi siapa pun yang pernah menyaksikan filmnya tak akan bisa melupakannya. Kamis 27 Juli, fans Bruce Lee dari seluruh dunia berkumpul di Hong Kong untuk memperingati kematian sang legenda.

Peringatan terpusat di bawah patung Bruce Lee untuk memberi penghormatan dengan cara masing-masing. Ada yang melakukan gerakan kung fu, seperti dalam salah satu film yang dibintangi mendiang, ada yang bermain nunchak — senjata pentungan ganda yang dihubungan rantai pendek — yang dipopulerkan Bruce Lee dalam beberapa film.

Sebagian besar hanya berselfi di depan patung Bruce Lee, melakukan shoja — mengepalkan kedua tangan dan membungkuk — atau meletakan bunga. Tidak sedikit yang datang berpakaian a la Bruce Lee dalam salah satu film, yaitu jumpsuit warna kuning, atau celana dan sepatu hitam.

Mereka adalah orang-orang Cina yang datang dari seluruh dunia. Usia mereka rata-rata di atas 50 tahun, atau mereka yang masih anak-anak saat Bruce Lee membangun legenda dirinya.

Lee Siao Lung, nama asli Bruce Lee, lahir di San Fransisco dan dibesarkan di Hong Kong. Ia meninggal 20 Juli 1973 pada usia 32 tahun, atau di puncak kesuksesannya, akibat pembengkakan otak.

Kematiannya ditangisi jutaan penggemarnya di seluruh dunia, tapi membuat blockbuster global Enter the Dragon sukses luar biasa.

Kontribusi Bruce Lee pada seni bela diri dan budaya populer Hong Kong saat itu menginspirasi orang-orang Cina di seluruh dunia. Namun, tidak sedikit yang melihat warisannya adalah masa lalu Hong Kong saat masih di bawah Inggris.

Bruce Lee belajar Wing Chun, salah satu aliran dalam kung fu, dari Ip Man — grandmaster seni bela diri Hong Kong yang kisahnya terus dinarasikan sampai saat ini. Sampai saat ini Wing Chun masih diajarkan di sejumlah sekolah, meski banyak perguruan kesulitan mencari murid.

Selain gerakan kung fu yang legenda, tidak banyak lagi yang diingat dari Bruce Lee. Dari yang tidak banyak itu, beberapa penggemar masih belum lupa dengan kalimat pendek Bruce Lee, yaitu Be Water, My Friend.

Kalimat itu diucapkan dalam sebuah wawancara tahun 1971. Kalimat itu ditengarai menginspirasi gerakan pro-demokrasi Hong Kong tahun 2019. Bruce Lee seolah memberi pola kucing liar pada gerakan protes terhadap cengkeraman Beijing selama berbulan-bulan.

Hong Kong kembali ke pangkuan Cina tahun 1997. Deng Xiaoping, pemimpin Cina saat itu, menawarkan gagasan satu negara dua sistem. Artinya, Hong Kong diperintah dengan sistem demokrasi, dengan sedikit campur tangan Beijing.

Perlahan tapi pasti, Beijing mengeraskan cengkeraman atas Hong Kong yang memicu gerakan pro-demokrasi.

“Pernahkah Anda membayangkan setelah setengah abad satu orang masih dikenang di seluruh dunia,” kata Wong Yie-keung, ketua Klub Bruce Lee di Hong Kong.

Sophie Uekawa, penggemar dari Jepang, mengatakan Bruce Lee melampaui satu tempat. “Dia orang Cina tapi kosmopolitan. Dia tidak dibatasi oleh perbatasan. Dia adalah manusia di bawah langit,” katanya.

Menurut Uekawa, Bruce Lee harus dinarasikan ke generasi berikut agar semangatnya terwariskan.

Back to top button