Crispy

Akibat Serangan Israel 40.500 Anak Gaza Cedera, lebih dari Setengahnya Cacat

Laporan tersebut juga menggambarkan bahwa penyandang disabilitas terpaksa mengungsi dalam kondisi yang tidak aman dan tidak bermartabat, seperti merangkak di pasir atau lumpur tanpa bantuan mobilitas.

JERNIH – Komite Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Hak-Hak Penyandang Disabilitas (CRPD) melaporkan pada hari Rabu bahwa sekitar 40.500 anak telah menderita cedera baru selama perang, setidaknya separuhnya atau lebih dari 21.000 anak mengalami cacat.

Malnutrisi anak juga meningkat di Gaza yang resmi diumumkan mengalami bencana kelaparan parah pekan lalu. Diperkirakan 132.000 anak di bawah usia lima tahun diproyeksikan berisiko meninggal akibat kekurangan gizi akut pada Juni 2026, menurut sistem Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC).

Meninjau situasi di wilayah Palestina, laporan tersebut menyatakan bahwa perintah pengungsian paksa Israel selama serangan militer di Gaza sering kali tidak dapat diakses oleh orang-orang dengan gangguan pendengaran atau penglihatan, sehingga menyebabkan evakuasi menjadi mustahil.

Laporan tersebut juga menggambarkan bahwa penyandang disabilitas terpaksa mengungsi dalam kondisi yang tidak aman dan tidak bermartabat, seperti merangkak di pasir atau lumpur tanpa bantuan mobilitas.

Sementara itu, CRPD mengatakan pembatasan, akibat blokade Israel terhadap bantuan kemanusiaan yang dibawa ke Jalur Gaza secara tidak proporsional berdampak pada para penyandang disabilitas.

“Penyandang disabilitas menghadapi gangguan parah dalam mendapatkan bantuan, sehingga banyak di antara mereka yang tidak memiliki makanan, air bersih, atau sanitasi, dan bergantung pada orang lain untuk bertahan hidup,” katanya.

Sementara Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) bentukan Amerika Serikat dan Israel yang memiliki titik distribusi terbatas justru menjadi lokasi berbahaya mengingat sering terjadi penembakan massal oleh pasukan zionis sehingga banyak penyandang disabilitas tidak dapat mengakses bantuan, dan berisiko ditembak saat melakukannya.

CRPD mengatakan 83 persen penyandang cacat telah kehilangan alat bantu mereka, sebagian besar tidak mampu membeli alternatif seperti kereta keledai. Pernyataan tersebut menyuarakan kekhawatiran bahwa perangkat seperti kursi roda, alat bantu jalan, tongkat, belat, dan prostetik dianggap sebagai “barang dengan fungsi ganda” oleh otoritas Israel dan oleh karena itu tidak disertakan dalam pengiriman bantuan.

Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas (CRPD) menyerukan agar bantuan kemanusiaan besar-besaran diberikan kepada penyandang disabilitas yang terkena dampak perang, sekaligus menegaskan bahwa semua pihak perlu mengadopsi langkah-langkah perlindungan bagi penyandang disabilitas guna mencegah “kekerasan, kerugian, kematian, dan perampasan hak lebih lanjut”.

Komite tersebut mengatakan telah diberitahu tentang setidaknya 157.114 orang yang mengalami cedera, dengan lebih dari 25 persen berisiko mengalami cacat seumur hidup, antara 7 Oktober 2023 dan 21 Agustus tahun ini.

Dikatakannya Israel harus mengadopsi tindakan khusus untuk melindungi anak-anak penyandang disabilitas dari serangan, dan menerapkan protokol evakuasi yang mempertimbangkan penyandang disabilitas. “Israel harus memastikan bahwa para penyandang disabilitas diizinkan untuk kembali ke rumah mereka dengan aman dan dibantu dalam melakukannya,” tambahnya.

Back to top button