Crispy

Aktor Pemenang Emmy, Guy Pearce, Merasa ‘Jijik’ Terhadap Pengabaian Total Israel Atas Nyawa Warga Palestina

JERNIH – Aktor Australia pemenang Primetime Emmy Award, Guy Pearce, melancarkan kecaman keras terhadap tindakan Israel di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki, bergabung dengan gelombang seniman global yang menuntut keadilan bagi Palestina. Pearce, yang dikenal luas melalui perannya dalam film-film seperti Memento dan The King’s Speech, menyatakan kengeriannya atas kekerasan yang terus berlangsung.

Dalam pernyataan yang dibagikannya di media sosial X (sebelumnya Twitter), Pearce mengaku “belum pernah merasa begitu jijik oleh sekelompok orang” selain oleh pasukan pendudukan Israel, menyoroti pengabaian dan penghinaan total mereka terhadap nyawa Palestina.

Unggahan tersebut menyertakan rekaman mengerikan yang menunjukkan seorang anak laki-laki Palestina berusia 15 tahun dibiarkan meninggal setelah ditembak oleh pasukan Israel di Tepi Barat. Pearce menambahkan, “Ini memalukan & membuat kemanusiaan mundur lebih jauh dengan setiap tindakan keji seperti ini.”

Pearce telah menggunakan platformnya secara konsisten untuk mengadvokasi hak-hak Palestina. Aktor yang baru-baru ini dinominasikan untuk Academy Award dan BAFTA untuk film The Brutalist ini tidak hanya bersuara di media sosial.

Ia juga secara terang-terangan mengenakan simbol pro-Palestina di berbagai acara besar, mulai dari Festival Film Cannes hingga ajang Piala Oscar, mendesak rekan-rekan seprofesinya untuk memecah kebisuan. Pearce juga sempat mengkritik sensor media, terutama setelah menuding Vanity Fair France menghapus pin bendera Palestina dari salah satu fotonya.

Pearce adalah bagian dari gerakan solidaritas global yang semakin meluas di kalangan seniman, yang menentang serangan terhadap Gaza. Rekan senegaranya, seperti Hugo Weaving dan Cate Blanchett, juga telah mengambil sikap publik yang tegas.

Secara global, puluhan tokoh terkemuka seperti Joaquin Phoenix, Mark Ruffalo, Javier Bardem, dan Susan Sarandon telah bergabung dengan kampanye seperti Artists4Ceasefire dan Film Workers for Palestine. Mereka menandatangani surat terbuka, memboikot institusi Israel, hingga tampil dalam acara penggalangan dana.

Kecaman Pearce muncul di tengah eskalasi kekerasan yang tajam di Tepi Barat yang diduduki. Dalam data yang dirilis UN’s humanitarian office, pemukim Israel melakukan 264 serangan pada Oktober 2025 saja, menjadikannya total bulanan tertinggi yang pernah tercatat.

Selain itu, laporan PBB juga mencatat lebih dari 4.000 pohon zaitun dan anakan dirusak selama musim panen zaitun 2025. Sejak serangan di Gaza dimulai pada Oktober 2023, lebih dari 20.000 warga Palestina telah ditahan, termasuk 1.600 anak-anak.

Sementara itu, perang Israel di Jalur Gaza telah menewaskan hampir 70.000 warga Palestina, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, dengan sedikitnya 10.000 orang dilaporkan hilang.

Back to top button