Arkeolog Israel Temukan Gulungan Laut Mati di Gurun Yudea
- Seluruh teks adalah terjemahan Kitab Zakharia dan Nahum ke dalam Bahasa Yunani.
- Teks diduga disembunyikan saat terjadi pemberontakan Yahudi melawan Romawi.
- Berbeda dengan Gulungan Laut Mati dari Qumran, teks yang ditemukan saat ini adalah bagian dari Kitab 12 Nabi Kecil.
JERNIH — Kali pertama sejak tahun 1950-an, arkeolog Israel menemukan lagi Dead Sea Scroll — teks alkitabiah yang disembunyikan di dalam gua saat terjadi pemberontakan Yahudi melawan Romawi, atau Bar Kochtba.
Berbeda dengan Dead Sea Scroll yang ditemukan di Qumran, Tepi Barat, tahun 1940 dan 1950-an, teks bukan gulungan tapi fragmen dan ditemukan di Gua Horor di Gurun Yudea.
Peneliti dari Otoritas Purbakala Israel (IAA) mengatakan seluruh teks ditulis dalam Bahasa Yunani kecuali nama Tuhan yang ditulis dalam Bahasa Ibrani. Naskah itu merupakan terjeman Kitab Zakharia dan Nahum. Keduanya adalah bagian dari Kitab 12 Nabi Kecil.
Naskah itu diawetkan secara sempurna oleh udara panas dan kering Gurun Yudea. Temuan lainnya berupa kerangka seorang bocah yang dimumikan, dan diperkirakan berusia 6.000 tahun, serta keranjang anyaman yang benar-benar utuh dan diperkirakan berusia 10.500 tahun.
Gulungan Laut Mati adalah kumpulan teks Yahudi, yang kali pertama ditemukan di gua-gua di Tepi Barat dekat Qumran saat penggalian tahun 1940-an dan 1950-an. Teks menghebohkan itu, yang menjadi dasar penulisan banyak buku, berasal dari abad ketiga Sebelum Masehi hinggga abad petama Masehi.
Naskah itu dianggap sebagai salinan paling awal teks alkitabiah dan dokumen-dokumen yang menguraikan kepercayaan sekte-sekte Yahudi.
Tahun 1960-an dilakukan penggalian di Gua Horor di Gurun Yudea. Disebut Gua Horor karena diapit ngarai, dan hanya dapat dicapai dengan rappeling, atau menuruni tebing dengan tali.
Saat penggalian pertama 60 tahun lalu ditemukan 40 kerangka manusia. Sejak saat itulah lubang di tebing itu dinamai Gua Horor.
Dalam penggalian 1961 yang dipimpin arkeolog Yohanan Aharoni, tim menemukan sembilan fragmen perkamen yang berasal dari sebuah gulungan. Teks ditulis dalam Bahasa Yunani dan bagian 12 Nabi Kecil. Ada pula secarik papirus Yunani.
Gulungan Laut Mati dari Gua Horor tidak lagi berbentuk gulungan, tapi sobekan-sobekan atau fragmen berjumlah 80. “Meski potongan-potongan itu kecil, tapi memberi kami beberapa informasi baru,” kata Oren Ableman dari unit Gulungan Laut Mati IAA.
Menurut Ableman, naskah itu adalah bagian dari teka-teki dan dapat menambahkan gambaran kita yang lebih besar tentang periode teks.
Fragmen itu diyakini bagian dari gulungan yang disimpan di dalam gua selama Bar Kochba, atau Pemberontakan Yahudi melawan penjajahan Romawi. Pemberontakan terjadi selama pemerintahan Kaisar Hadrian, antara 132 dan 136 Masehi.
Di gua-gua lain di wilayah itu, arkeolog juga menemukan mata panah dan koin. IAA sejauh ini masih melakukan survei terhadap ratusan gua lain, yang diperkirakan menyimpan kabar dari masa lalu dalam bentuk artefak dan naskah.
Gurun Yudea tidak ubahnya perpustakaan dan museum tersembunyi. Banyak artefak belum ditemukan dan menjadi incaran pencuri barang antik. Amir Ganor, kepala unit pencegahan pencurian barang antik IAA, mengatakan penggalian di Gua Horor adalah upaya menemukan artefak sebelum jatuh ke tangan pencuri.
“Kali pertama dalam 70 tahun kami mendahului para penjarah,” katanya.
Teks-teks hasil curian, serta artefak, dijual di pasar gelap. IAA memastikan semua dicuri dari ratusan gua di Gurun Yudea dan Tepi Barat.
IAA kini mengawasi setiap gua, karena tidak ingin asset dari masa lalu — bahkan dari masa ribuan tahun — jatuh ke tangan para pencuri dan beredar di pasar gelap.