Armenia Tuduh Turki Terlibat Langsung Dalam Perang Nagorno-Karabakh
- Turki menuduh Armenia menggunakan trik propaganda murahan.
- Muncul kekhawatiran konflik Nagorno-Karabakh berubah menjadi perng dua kekuatan regional; Turki dan Rusia.
Yerevan — Armenia, Selasa 29 September, menuduh Turki menembak jet tempurnya selama pertempuran sengit dengan Azeraijan. Ankara membantah keras tuduhan itu.
Turki mendukung Azerbaijan dalam konflik memperebutkan Nagorno-Karabakh. Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan pesawat F-16 Turki terbang untuk mendukung pasukan Armenia, dan menembak jatuh Su-25 milik Armenia.
Shushan Stepanyan, juru bicara Kementerian Pertahanan Armenia, mengatakan jet Turki itu pesawat-pesawat Azerbaijan yang membom permukiman sipil Armenia. Saat itulah pesawat Turki menembak jatuh Su-25 Armenia dan menewaskan pilotnya.
Tindakan langsung Turki ini, menurut Armenia, menandai peningkatan besar-besaran setelah tiga hari pertempuran. Kedua pihak menolak imbauan gencatan senjata, dan saling klaim menimbulkan kerugian besar di pihak lawan.
Nagorno-Karabakh adalah wilayah kantong etnis Armenia di Azerbaikan. Tahun 1990, setelah Uni Soviet runtuh, Nagorno-Karabakh memisahkan diri dari Azerbaijan.
Asisten pers Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut klaim itu sama sekali tidak benar. “Armenia harus mundur dari wilayah yang diduduki, dan tidak menggunakan trik propaganda murahan,” kata Fahrettin Altun, ajudan presiden Turki.
Vagif Dyargahly, juru bicara Kementerian Pertahanan Azerbaijan, juga menyebut klaim itu sebagai kebohongan lain propaganda Armenia.
Kekhawatiran Dunia
Pertempuran Azerbaijan dan Armenia menimbulkan kekhawatiran akan berubah menjadi konflik lebih luas, yang melibatkan dua kekuatan regional; Turki dan Rusia.
Armenia adalah bagian aliansi militer negara-negara eks Uni Soviet yang dipimpin Moskwa. Sejauh ini Rusia mendesak Turki dan pihak yang bertikai melakukan penyelesaian damai lewat diplomatik.
Imbauan ini direspon Fahrettin Altun mengatakan mengatakan; “Ankara berkomitmen penuh membantu Azerbaijan merebut kembali tanah yang diduduki Armenia.”
Azerbaijan belum melaporkan korban militer, tapi separatis Armenia di Nagorno-Karabakh merilis rekaman mayat-mayat serdadu Azerbaijan.
Shaddin Rustamov, wajib militer Azerbaijan berusia 25 tahun, mengatakan sangat bangga mengabdi untuk negaranya. Menurutnya, merebut kembali Nagorno-Karabakh dari tangan Armenia adalah penantian seperempat abad.
“Semoga tahun ini menjadi yang terakhir,” katanya.
Pejabat Armenia mengkonfirmasi tiga korbanw warga sipil. Azerbaijan mengatakan korban sipil di pihaknya sebelas.
Total kematian selama perang tiga hari antara kedua negara menjadi 96, termasuk 80 separatis Armenia.