AS Membom Anak-anak dan Wanita Suriah dalam Perang Melawan ISIS
![](https://jernih.co/wp-content/uploads/kejahatan.jpg)
- Kejahatan perang itu disembunyikan sedemikian rupa, tidak pernah dilaporkan ke Washington.
- New York Times membuka kejahatan itu. Kini dunia tahu AS dan ISIS sama-sama biadab.
JERNIH — AS menyembunyikan serangan udara ke kota Baghuz, Suriah, yang menewaskan 70 wanita dan anak-anak pada hari-hari terakhir pertempuran melawan ISIS tahun 2019.
The New York Times (NYT), Sabtu 13 November, melaporkan jet tempur F-15E AS menjatuhkan bom seberat 500 pon ke kerumunan wanita dan anak-anak di tepi sungai. Ketika para penyintas mencoba melarikan diri, jet itu menjatuhkan lagi bom seberat 2.000 pon, yang membunuh sebagian besar dari mereka.
Seorang analis di Pusat Operasi Udara Gabungan militer AS di Pangkalan Udara al-Udeid di Qatar menulis di sistem obrolan yang aman; “Kami membunuh 50 wanita dan anak-anak.”
Penilaian awal serangan itu mengungkapkan jumlah korban tewas mencapai 70 orang. The New York Times melaporan sarangan Baghuz adalah tragedi dengan korban sipil terbesar dalam perang melawan ISIS tapi tidak pernah diakui militer AS.
NYT menulis seorang petugas hukum menandai serangan itu sebagai kemungkinan kejahatan perang yang memerlukan penyelidikan. Namun, hampir setiap langkah, militer membuat gerakan menyembunyikan tragedi itu.
Jumlah korban tewas diremehkan. Laporan ditunda, dibersihkan, dan diklasifikasikan. Pasukan koalisi pimpinan AS membuldoser lokasi pemboman. Para pemimpin puncak tidak diberitahu.
“Pemimpin militer sepertinya sangat ingin mengubur insiden ini. Tidak ada yang mau berurusan dengan itu,” kata Gene Tate, seorang evaluator yang menangani kasus ini untuk kantor inspektur jenderal.
Penyelidikan NYT menemukan pemboman dilakukan unit operasi khusus AS yang diklasfikasi sebagai Task Force 9, yang bertanggung jawab atas opeasi darat di Suriah.
“Gugus tugas beroperasi dalam kerahasiaan sedemikian rupa, sehingga kadang-kadang tidak memberi tahu bahkan mitra militernya sendiri tentang tindakannya,” tulis NYT.
Pekan ini, Komando Pusat AS mengakui bahwa serangan itu menewaskan 80 oerang, tapi mengatakan; “Itu dibenarkan.” Bom itu, kata komando pusat, menewaskan 16 serdadu ISIS dan warga sipil.
Sebanyak 60 orang tewas juga tidak jelas apakah sipil atau prajurit ISIS. Alasannya, ISIS merekrut anak-anak dan wanita menjadi prajurit.
Penyelidikan atas serangan Baghuz menunjukan satuan tugas operasi khusus mengabaikan aturan melindingi warga sipil. Pasukan jarang menghadapi akibat ketika mereka menyebabkan kematian warga sipil.
Agen CIA yang bekerja di Suriah mengatakan dalam 10 insiden, satuan tugas mencapai target mengetahui warga sipil akan terbunuh, yang memunculkan kekhawatiran inspektur jenderal Departemen Pertahanan.
Inspektur Jenderal menyelidiki dan memutuskan semua serangan itu sah. Staf di pusat operasi di Qatar juga prihatin dengan serangan gugus tugas. Pengacara AU mulai melacak pembenaran pertahanan diri yang digunakan gugus tugas untuk membenarkan serangan itu dan membandingkannya dengan serangan drone.