AS Sukses Uji Dua Rudal Hipersonik Buatan Lockheed Martin
- Uji coba berlangsung di California dan New Mexico. Keduanya berhasil.
- AS kini berada di jalur persaingan senjata baru bersama Rusia dan Cina, tapi tetap tertinggal.
JERNIH — AS sukses menguji dua rudal hipersonik buatan Lockheed Martin, yang membuat Paman Sam kini optimistis menghimbangi Cina dan Rusia dana pacuan senjata.
Pentagon, Rabu 13 Juli, mengkonfirmasi bahwa mereka sukses menguji booster Air-Launched Rapid Response Weaton (ARRW) di lepas pantai California.
Kantor berita Reuters melaporkan dalam tes sebelumnya ARRW tidak terlepas dari bawah sayap B-52H. Kali ini, booster dibawa ke ketinggian tertentu dan berhasil dilepas.
“Tes kedua ini menunjukan kemampuan ARRW untuk mencapai dan menahan kecepatan hipersonik operasional, mengumpulkan data penting untuk digunakan dalam tes penerbangan lebih lanjut, serta memvalidasi pemisahan yang aman dari pesawat,” demikian pernyataan Lochkeed Martin.
Brigjen AU Heath Collins, pejabat eksekutif program pada Direktorat Persenjataan, mengatakan; “Kami sekarang telah menyelesaikan seri uji booster dan siap ke pengujian menyeluruh akhir tahun ini.”
Senjata hipersonik bergerak di atmosfer atas dengan lima kali kecepatan suara, atau 6.200 kilometer, per jam. Dalam tes hipersonik terpisah, Defense Advanced Researh Projects Agency (DARPA) mengkonfirmasi berhasil melakukan tes pertama senjata hipersonik Operational Fires.
Tes dilakukan di White Sands Missile Range di New Mexico, dan berhasil menunjukan kemajuan berbagai upaya pengembangan senjata hipersonik AS, yang dalam beberapa kasus kerap diwarnai kegagalan.
Beberapa kegagalan sempat membuat kalangan militer AS khawatir tertinggal sangat jauh dalam perlombaan senjata negara adidaya.
Operational Fires adalah sistem yang diluncurkan dari darat, yang akan secara cepat dan tepat menyerang target kritis dan sensitif terhadap waktu saat menembus pertahanan udara lawan. DARPA meminta anggaran 45 juta dolar untuk Op-Fires pada tahun fiskal 2022.
Salah satu konsep Lockheed Martin untuk senjata DARPA adalah menggunakan peluncur Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS), seperti yang dikirim ke Ukraina.
Pada 29 Juni lalu, AS gagal menguji Common Hypersonic Glide Body, jenis senjata hipersonik berbeda, di Pacific Missile Range Facility di Hawaii.
Kontraktor pertahanan berharap memanfaatkan peralihan ke senjata hipersonik tidak hanya dengan membangunnya, tapi juga mengembangkan mekanisme deteksi dan kekalahan baru.
Lockheed Martin, Northorp Grumman Corp, dan Raytyeon Technologies Corp, menggembar-gemborkan program senjata hipersonik mereka kepada investor karena fokus dunia bergeser ke perlombaan senjata baru untuk kelas senjata yang baru muncul.