Bermental Cemen Karena Dosa Sejarah, Menlu Jerman Heiko Maas: Israel Berhak Membela Diri
“Tentu saja Hamas harus diikutsertakan karena tanpa Hamas tidak akan ada gencatan senjata,” tegas Merkel.
JERNIH—Akibat rasa bersalah karena beban sejarah pembakaran Yahudi di kamar gas di zaman Hitler, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas menegaskan Israel memiliki hak untuk mempertahankan diri dari “serangan besar-besaran dan tidak dapat diterima”. Hal itu dikatakan Heiko Maas saat tiba di Israel Kamis (20/5) lalu. Selain itu, Heiko Maas menekankan bahwa solidaritas Jerman untuk Israel “tidak hanya terbatas pada kata-kata.”
Selama kunjungan satu hari, Menlu Maas bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan para menteri lainnya untuk membicarakan krisis Israel-Palestina. Dia juga akan membahas kemungkinan apa yang dapat dilakukan komunitas internasional untuk mempromosikan gencatan senjata.
“Selama ada negara dan kelompok yang mengancam Israel dengan kehancuran, (Israel) harus mampu melindungi penduduknya. Jerman akan terus memberikan kontribusi untuk memastikan bahwa hal ini tetap terjadi,” kata Heiko Maas saat bertemu dengan menlu Israel Gabi Ashkenazi.
“Kami mendukung upaya internasional untuk gencatan senjata, dan yakin bahwa kekerasan harus diakhiri secepat mungkin demi kepentingan rakyat. Saya juga ingin menyerukan itu di sini pada hari ini,” kata Heiko Maas.
“Faktanya, kami melihat bahwa Hamas kembali menembakan rudal ke selatan Israel, sejak kami tiba di sini di Tel Aviv, dan bagi kami ini merupakan indikasi betapa seriusnya situasi yang dihadapi warga Israel,”kata Maas, yang seolah tak paham sejarah kecuali pembakaran para Yahudi di kamar gas yang membuatnya rendah diri di hadapan Israel.
Heiko Maas juga berbicara tentang penderitaan rakyat di kedua sisi: “Jumlah korban meningkat dari hari ke hari. Itu juga sangat mengkhawatirkan kami, dan untuk alasan itu kami mendukung upaya internasional untuk gencatan senjata.”
Menlu Jerman ini menambahkan: “Kami juga ingin melihat melampaui situasi saat ini. Kami yakin bahwa kehidupan dalam keamanan dan perdamaian hanya akan mungkin dalam jangka panjang jika Israel dan Palestina di kedua sisi dapat hidup dalam penentuan nasib sendiri.”
Menlu Israel Gabi Ashkenazi menanggapi: “Fakta bahwa Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas sekarang mengunjungi Israel sementara sirene dibunyikan adalah tanda paling jelas dari solidaritas dan persahabatan Israel-Jerman.” Ashkenazi mengatakan lebih lanjut, Israel “berterima kasih atas dukungan Jerman sejak awal perang” dan mengutuk Hamas.
Setelah pertemuan dengan para pejabat Israel, Heiko Maas juga dijadwalkan bertemu secara terpisah dengan Presiden otonomi Palestina Mahmoud Abbas.
Merkel: Hamas harus dilibatkan
Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan dalam sebuah forum tentang Eropa di Berlin hari Kamis (20/5), Israel memiliki hak untuk membela diri. Pada saat yang sama dia menekankan pentingnya upaya diplomasi untuk menghentikan saling serang.
“Tentu saja harus ada pembicaraan tidak langsung dengan Hamas,” kata Merkel di forum tersebut, dan menyebutkan bahwa Mesir dan negara-negara Arab lain telah berbicara dengan Hamas. “Tentu saja Hamas harus diikutsertakan karena tanpa Hamas tidak akan ada gencatan senjata,” tegas Merkel. Dia juga menekankan bahwa dia tidak memiliki toleransi terhadap tidakan antisemitisme di Jerman.
Seorang pejabat senior Hamas mengatakan Kamis pagi, pembicaraan dengan mediator mengenai gencatan senjata sedang berlangsung, dan memperkirakan bahwa gencatan senjata dapat dicapai dalam beberapa hari. Sumber keamanan Mesir yang dikutip kantor berita Reuters mengatakan, pada prinsipnya kedua belah pihak telah menyetujui gencatan senjata setelah ada bantuan dari mediator. Namun ia menambahkan, detailnya masih dalam negosiasi. [DPA/AFP/AP]