Bisa Bikin Vaksin tapi tak Bisa Produksi, Rusia Gandeng Jerman
- Rusia kelabakan memenuhi kebutuhan vaksin Sputnik V dari dalam dan luar negeri.
- Sejauh ini baru satu juta orang Rusia disuntik vaksin.
- Ada motif politik di balik kerjasama produksi vaksin Sputnik V di Jerman.
JERNIH — Presiden Rusia Vladimir Putih dan Kanselir Jerman Angela Merkel membalas potensi kerja sama produksi vaksin Sputnik V.
Situs resmi Kremlin memberitakan keduanya berbicara di telepon, dengan penekanan pada prospek potensial produksi bersama vaksin.
Sebelumnya, Presiden Putin mengakui Rusia kekurangan peralatan produksi vaksin. Rusia kelimpungan saat harus memproduksi massal vaksin Sputnik V untuk kebutuhan dalam dan luar negeri.
Rusia, menurut Putin, juga sedang berjuang mengatasi masalah skala produksi dan kontrol kualitas.
Alexander Gintsburg, direktur pusat penelitian Gamaleya, mengatakan sejauh ini baru satu juta orang Rusia menerima vaksin Sputnik V.
Gamaleya adalah pembuat vaksin Sputnik V, dan babak belur ketika harus memenuhi kebutuhan dalam negeri dan pesanan dari 50 negara.
Sejauh ini Rusia baru bisa memenuhi pesanan Argentina, Serbia, dan Belarusia, dalam jumlah terbatas. Hongaria baru menerima 6.000 dosis, dan mengancam akan membatalkan pesanan.
Bulan lalu, menteri kesehatan Rusia dan Jerman sepakat membahas pecarian fasilitas produksi pembuatan vaksin Sputnik V bersama-sama. Kantor berita TASS melaporkan Berlin akan melibatkan perusahaan Jerman dalam produksi Sputnik V.
Di luar urusan kesehatan dan pandemi Covid-19, produksi vaksin Sputnik V di Jerman akan membuat vaksin buatan Rusia diakui negara Barat.
Sejauh ini, Jerman — dan negara-negara Barat lainnya — hanya percaya pada vaksin BioNTech-Pfizer dan AstraZeneca, dan memandang skeptis vaksin Sputnik.