Crispy

Cina Jual Vaksin dengan Harga Diplomasi dan Harga Hubungan Baik

  • Cina tidak bisa didikte pasar, dan bisa mengubah harga.
  • Khusus ke Filipina, Cina menjual vaksin dengan harga hubungan baik.
  • WHO mengindikasikan harga vaksin Sinovac tidak lebih dari lima dolar AS.

JERNIH — Filipina ribut soal harga vaksin Sinovac Biotech, dan mengapa Presiden Rodrigo Duterte ‘ngotot’ menggunakan salah satu vaksin buatan Cina ini.

Senator Sonny Angara menunjukan harga vaksin Sinovac adalah 3.629 peso, atau Rp 1,06 juta, per dua dosis. Lebih tinggi dari vaksin Pfizer-BioNTech 2.379 peso atau Rp 697 ribu, Sputnik V 1.220 peso atau Rp 357 ribu, fasilitas COVAX 845 peso atau Rp 248 ribu, AstraZeneca 610 peso atau Rp 179 ribu, dan Novavax 366 peso atau Rp 107 ribu.

Harry Roque, juru bicara kepresidenan Filipina, membantah angka-angka yang disebutkan Angara. Menurutnya, harga vaksin Sinovac tidak jauh dari 650 peso atau Rp 190 ribu per dosis, bukan per dua dosis.

Jika dihitung per dua dosis, harga vaksin Sinovac adalah 1300 peso atau Rp 380 ribu. “Harga itu tidak jauh dari yang diberikan Cina kepada Indonesia,” kata Roque kepada stasiun radio dzBB.

Menurut Angara, harga-harga vaksin yang disebutkannya diperoleh dari sumber resmi, yaitu Departemen Kesehatan Filipina. “Itu harga vaksin yang dikirim ke Komite Keuangan Senata, November lalu, saat pembahasan anggaran,” katanya.

Perdebatan soal harga tidak berhenti sampai di situ. Senator Panfilo Lacson, mengutip Bangkok Post edisi 16 Januari, mengatakan harga vaksin Sinovac hanya 5 dolar AS atau Rp 70 ribu per dosis.

“Bangkok Post mengutip Badan Kesehatan Dunia (WHO) soal harga vaksin Sinovac,” katanya.

Di Filipina vaksin Sinovac dijual dengan harga Rp 542 ribu per dosis, tetapi dilindungi perjanjian kerahasiaan antara Sinovac dan pemerintah.

Filipina mendapatkan 25 juta dosis vaksin Sinovac meski Badan Obat-obatan dan Makanan (FDA) belum mengeluarkan otorisasi penggunaan darurat (EUA). Sebanyak 50 ribu dosis pertama diharapkan tiba bulan depan.

Tidak hanya soal harga, banyak pihak di Filipina juga mempertanyakan keputusan pemerintah membeli vaksin Sinovac kendati tingkat kemanjurannya, sesuai informasi dari Brasil, hanya 50,4 persen.

Tingkat kemanjuran itu nyaris tidak memenuhi persyaratan Badan Kesehatan Dunia, dan jauh lebih rendah dari vaksin produksi negara-negara Barat.

Malacanang justru menjamin kemanjuran vaksin Cina, karena mengacu pada data Indonesia dan Turki. Di Indonesia, menurut data interim, kemanjuran vaksin Sinovac 65,3 persen. Di Turki, 91,25 persen.

Harga Diplomasi

Menurut Roque, harga vaksin Sinovac Biotech adalah termahal ketiga dari enam vaksin di pasaran. Cina menjual vaksin Sinovac ke Filipina dengan harga khusus karena hubungan dekat kedua negara.

“Sinovac bukan perusahaan kapitalis yang didikte pasar,” kata Roque. “Cina dapat mengubah harga vaksin yang dibuat perusahaannya, tergantung siapa yang beli.”

Jadi, masih menurut Roque, mereka yang membayar harga lebih tinggi untuk vaksin Sinovac mungkin akan marah.

Roque mengabaikan kritik yang mendesak pemerintah Filipona mempertimbangkan kembali keputusan membeli vaksin Sinovac. “Presiden yang bertanggung jawab kepada rakyat,” kata Roque.

Tidak Ada Paksaan

Para senator dikabarkan berencana melakukan dengar pendapat lagi soal program vaksinasi pemerintah. Roque menegaskan kembali kebijakan pemerintah yang tidak akan memaksa rakyat menerima vaksin.

Pemerintah, kata Roque, hanya akan mengatakan vaksinasi itu penting karena varian Covid-19 lebih menular. “Mengapa mempertaruhkan kesehatan kita saat perlindungan sudah tersedia,” katanya.

Back to top button