Daftar Nama Orang Afghanistan Pemilik Visa yang Diberikan Amerika Rawan Penyalahgunaan
![](https://jernih.co/wp-content/uploads/taliban-di-jalanan.jpeg)
Keputusan itu dilaporkan membuat marah para pejabat pertahanan, di mana satu orang menggambarkannya sebagai “mengerikan dan mengejutkan”. Situs Daily Caller menyebutnya “menempatkan semua orang Afghanistan itu dalam daftar pembunuhan”.
JERNIH—Situs investigasi terkemuka AS, Politico, Kamis (26/8) lalu melaporkan bahwa pejabat AS memberi Taliban daftar nama warga negara Amerika dan Afghanistan yang memiliki visa. Saat itu, daftar tersebut diberikan dengan keyakinan menjadi sebuah langkah yang akan membantu mempercepat evakuasi.
Keputusan itu dilaporkan membuat marah para pejabat pertahanan, di mana satu orang menggambarkannya sebagai “mengerikan dan mengejutkan”. Situs Daily Caller menyebutnya “menempatkan semua orang Afghanistan itu dalam daftar pembunuhan”.
Beberapa personel Taliban dalam beberapa kasus memukuli orang Amerika yang berusaha mencapai Bandara Internasional Hamid Karzai (HKIA), dan telah membunuh warga Afghanistan yang telah menjadi penerjemah dan pembantu AS.
“Mereka harus melakukan itu karena situasi keamanan yang diciptakan Gedung Putih dengan membiarkan Taliban mengendalikan segala sesuatu di luar bandara,”ujar seorang pejabat AS.
Para pejabat membuat keputusan yang dilaporkan untuk memberikan daftar tersebut kepada Taliban, setelah kelompok itu dituduh oleh Human Rights Watch melakukan pembunuhan balas dendam di Kandahar.
Anggota Kongres mengetahui adanya keputusan tersebut selama pengarahan rahasia, menurut Politico. Setelah serangan pada Kamis (26/8), Senator Demokrat New Jersey Bob Menendez men-tweet, “Kami tidak bisa mempercayai Taliban untuk keselamatan warga Amerika.”
Terlepas dari kesepakatan antara pejabat Amerika dan Taliban, pejuang Taliban telah memukuli orang Amerika dan Afghanistan yang berusaha mencapai Hamid Karzai International Airport di jalan-jalan Kabul. Di luar Kabul, pejuang Taliban dilaporkan mulai melakukan pembalasan terhadap warga Afghanistan yang membantu korps militer dan diplomatik AS dan NATO.
Seorang anggota keluarga seorang jurnalis yang bekerja untuk sebuah media Jerman dieksekusi mati oleh Taliban, setelah penggeledahan dari pintu ke pintu tak lama setelah kelompok itu memasuki Kabul.
Taliban juga dilaporkan telah menyita perangkat yang berisi data biometrik sekutu Afghanistan AS. AS menggunakan perangkat tersebut (yang dikenal sebagai Peralatan Genggam Deteksi Identitas Antar-Badan) untuk tujuan mengidentifikasi warga Afghanistan, karena banyak yang tidak membawa dokumen untuk tujuan identifikasi.
Menurut perkiraan hingga Kamis lalu, setidaknya 1.000 orang Amerika masih terjebak di berbagai wilayah Afghanistan.
Dalam laporannya Daily Caller menulis, anggota Kongres Demokrat dan Republik mengatakan, mereka tidak percaya bahwa AS akan berhasil mengevakuasi semua orang Amerika dan pemegang Visa Imigran Khusus dan kartu hijau Afghanistan. [Politico/Daily Caller]