Dua Jaksa yang Bertugas di KPK Ditarik, Kejagung: Hal Biasa

JAKARTA – Sebanyak dua jaksa yang bertugas di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ditarik kembali oleh Kejaksaan Agung (Kejagung). Keduanya yakni Sugeng dan Yadin. Karenanya, KPK meminta Kejagung mengirimkan 6 jaksa baru ke lembaga antirasuah tersebut.
“Ada, kita sudah memilih 6 jaksa baru,” ujar Wakil Ketua KPK, Nawawi Pomolango, di Jakarta, Selasa (28/1/2020).
Menurut Nawawi, terkait isu bila Pimpinan KPK yang berinisiatif mengembalikan dua orang jaksa tersebut adalah tidak benar. Sebab, kembalinya dua orang itu karena waktu bertugas telah habis.
“Tidak ada yang dibalikin, karena waktunya juga mungkin sudah habis. Nggak ada yang balikin. Mereka (institusi asal) yang narik. Kan itu pegawai yang diperbantukan dari kejaksaan. Kapan saja mereka tarik ya bisa,” katanya.
Sebelumnya, Kejagung membenarkan adanya dua jaksa dari KPK yang ditarik kembali ke institusi asalnya. Kepala Pusat Penerangan dan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Hari Setiyono, mengatakan ditariknya kembali Sugeng dan Yadin karena lembaganya membutuhkan kemampuan mereka.
“Artinya kepentingan institusi membutuhkan yang bersangkutan dalam rangka peningkatan karir, juga untuk memperkuat organisasi kejaksaan,” kata dia.
Oleh karena itu, ia membantah jika dikatakan penarikan kedua jaksa tersebut bukan atas permintaan KPK. Apalagi, penarikan kembali seorang jaksa yang bertugas di institusi lain merupakan hal yang biasa.
“Saya sampaikan kepentingan organisasi membutuhkan yang bersangkutan, sehingga diperlukan istilahnya organisasi kejaksaan ini membutuhkan dua orang ini,” katanya.
“Penugasan kawan-kawan di sana itu bisa tepat waktu tarik atau pulang karena habis, bisa juga diperpanjang ada batasan, bisa juga belum habis masa waktunya, wah ini potensi ini organisasi memerlukan dia,” Hari menambahkan.
Beredar isu, jika kembalinya dua jaksa itu ada keterkaitan dengan Ketua KPK, Firli Bahuri yang sempat menjalani pemeriksaan etik sewaktu menjabat sebagai Deputi Penindakan KPK.
Dimana saat Firli pernah diperiksa oleh Sugeng dan Yadin terkait pertemuannya dengan Gubernur Nusa Tenggara Barat dua periode, TGH Zainul Majdi atau dikenal sebagai Tuan Guru Bajang (TGB). [Fan]