Dua Pendapat Beda Diinternal PKS Terkait Usulan Ekspor Ganja
JAKARTA-Paska munculnya usulan dari anggota Komisi VI DPR, Rafli yang merupakan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dari dapil Aceh, dimana saat rapat dengan Menteri Perdagangan, ia mengusulkan untuk menjadikan Ganja sebagai komoditas eksport, saat ini terjadi dua pendapat berbeda diinternal partai itu sendiri.
Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI, Mulyanto mencoba membela dasar pemikiran kawannya yang menyatakan bahwa usulan ekspor ganja adalah untuk menyelematkan generasi muda dari bahaya narkoba.
“Dasar pemikiranya adalah untuk selamatkan generasi muda dari bahaya narkoba,” Kata Mulyanto beberapa waktu lalu.
Mulyanto juga mengatakan bahwa yang diusulkan kawannya, Rafli, adalah ganja tersebut diekspor, dikontrol dan dikelola untuk kepentingan medis semata. Karena di Aceh banyak ditemukan ganja maka usulannya agar dieksport untuk kepentingan medis.
“Aceh yang menghasilkan produk lokal ganja sebaiknya diekspor ke luar negeri untuk kepentingan medis dan dikelola dan diawasi oleh pemerintah,”
Mullyanto menambahkan bahwa ganja yang di ekspor adalah yang sudah diolah menjadi obat dan di bawah pengawasan pemerintah.
“Jadi maksudnya adalah ganja sebagai bahan baku/sudah diolah menjadi obat, semacam valium, rohipnol dan lain-lain yang masuk obat daftar G. Bukan ganja mentah yang dapat diselewengkan,”.
Namun Mulyatno tetap mengingatkan bahwa PKS bersikap mendukung bandar narkoba harus ditembak mati.
Sementara Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini justru menegur keras anggota Komisi VI dari F-PKS Rafli Kande soal usulan agar pemerintah menjadikan ganja sebagai komoditas ekspor. PKS mencoba meluruskan usulan Rafli tersebut sebagai pendapat pribadi yang tidak mewakili fraksi.
“Pak Rafly, sebagai pribadi anggota DPR namun tidak mewakili sikap PKS, berbicara dalam forum Rapat Kerja dengan Menteri Perdagangan tentang peningkatan ekspor komoditas nasional dan lokal untuk menggenjot ekonomi dan pemasukan negara,”. Kata Jazuli hari Jumat (31/1/2020). Ia menambahkan alasan Rafli mengusulkan ekspor ganja karena dapilnya yakni Aceh adalah tempat paling banyak menghasilkan ganja.
“Beliau melihat tanaman ganja sering disalahgunakan sebagai narkotika dan Aceh, daerah pemilihannya, sering dikaitkan dengan tanaman ini. Jadi menurutnya negara perlu tegas meregulasi untuk atasi penyalahgunaan ini,”.
Meski pencoba membela Rafli namun Jazuli menilai pernyataan pribadi Rafli itu kontroversial dan menimbulkan polemik yang kontraproduktif.
“Dan apalagi usulan itu tidak mencerminkan sikap Fraksi PKS, karenanya pernyataan pribadi itu layak diluruskan dan dikoreksi, apalagi telah menimbulkan salah paham dan framing terhadap PKS, partai yang selama ini justru dikenal vokal menolak narkoba dan mendukung BNN,”.
“Atas dasar itulah Fraksi PKS menegur keras Pak Rafly. Dan yang bersangkutan meminta maaf atas kesilapan pikiran dan pernyataan pribadinya itu sehingga menimbulkan polemik serta membuat salah paham di kalangan masyarakat. Dan beliau menarik usulan pribadinya tersebut,”.
(tvl)