El Savador Tahan Gangster Berdesak-desakan Tanpa Protocol Covid-19
SAN SAVADOR-Presiden El-Savador Nayib Bukele memerintahkan seluruh anggota geng yang pada hari itu melakukan aksi pembunuhan untuk dimasukkan dalam sebuah ruangan dan dilakukan penguncian selama 24 jam.
Para narapidana di penjara Izalco El Savador duduk dilantai secara berdesakan tanpa protokol Covid-19 sebagai hukuman atas kejahatan yang telah dilakukan oleh mereka.
Anggota geng itu dituduh bertanggung jawab atas terbunuhnya 50 orang yang terjadi antara hari Jumat (24/4) sampai Minggu (26/4).
Bahkan 24 pembunuhan diantaranya terjadi pada hari Jumat, yang menjadikan sebagai hari paling mematikan sejak Presiden Bukele berkuasa pada Juni 2019. Sementara 29 orang lainnya tewas pada Minggu sore waktu setempat.
Diberitakan dalam situs The Sun, bahwa jumlah kasus tersebut adalah yang tertinggi sejak masa kepemimpinan Bukele.
Buke mengunggah suasana dalam ruangan yang dipenuhi para anggota gangster dalam twitter pribadinya.
“para pemimpin geng itu akan diisolasi,” tulis Bukele di Twitternya.
Dalam foto tersebut terlihat para tahanan tersebut duduk berbaris dan berdesakan satu sama lain menempelkan badannya di tengah pandemi Covid-19 yang mengharuskan adanya jarak fisik.
Bukele mengatakan hingga penyelidikan kasus belum menemukan titik terang maka penguncian ‘darurat maksimum’ ini akan tetap diberlakukan.
Kemarahan Bukele terhadap para gangster tersebut disebabkan karena pembunuhan itu membuat angka kriminalitas meningkat tajam di El Savador.
Selama ini El Savador dikenal memiliki tingkat pembunuhan tertinggi di Amerika dan juga dikenal sebagai sebagai negara yang paling berbahaya di dunia.
Sejak Bukele memenangi pemilu dan diangkat sebagai presiden pada 1 juli 2019 situasi cenderung berubah, kasus pembunuhan dilaporkan telah menurun.
Sebelum Bukele berkuasa, terdapat dua geng di balik banyak kekerasan di El Salvador yakni geng Mara Salvatrucha dan geng 18th Street.
Kini Bukele memberi wewenang kepada polisi dan tentara untuk menggunakan kekuatan demi mencegah kekerasan di tengah masyarakat.
“Polisi dan angkatan bersenjata harus memprioritaskan menjaga kehidupan mereka, orang-orang dari rekan mereka, dan warga negara yang baik. Penggunaan kekuatan mematikan adalah wewenang untuk membela diri atau dalam membela kehidupan orang-orang Salvador,” kata Bukele, dilansir dari laman BBC, Selasa (28/4).
El Savador telah memberlakukan Lockdown sejak 22 Maret 2020 untuk 30 hari ke depan.
(tvl)