Fadli Zon Kritik Penobatan Sri Mulyani Sebagai Menteri Terbaik Asia Pasifik
“Realitasnya kita merasakan ekonomi makin sulit, seperti masalah fisikal, pendapatan kita dari pajak berkurang, pengeluaran, masalah moneter, rupiah tak menguat, dan utang semakin menumpuk yang menjadi warisan anak cucu kita, setiap anak indonesia lahir sudah menanggung utang”
JERNIH – Usai terpilih jadi Menteri Terbaik Dunia, Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani Indrawati raih penghargaan sebagai Finance Minister of the Year for East Asia Pacific Tahun 2020, yang diberikan Majalah Global Markets.
Melihat hal tersebut, Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Fadli Zon, mengaku banyak pihak mempertanyakan penghargaan yang diterima Sri Mulyani.
“Saya banyak ditanya berbagai rekan dan konstituen, bagaimana bisa Menteri Keuangan dapat gelar terbaik di Asia Pasifik atau dunia, dari majalah atau institusi,” cuit Fadli lewat kanal Youtube-nya.
Sebab baginya, gelar yang disematkan sangat kontra dengan realita perekonomian Indonesia saat ini. Karena masih banyak persoalan yang belum teratasi, seperti masalah fiskal hingga utang yang kian bertambah.
“Realitasnya kita merasakan ekonomi makin sulit, seperti masalah fisikal, pendapatan kita dari pajak berkurang, pengeluaran, masalah moneter, rupiah tak menguat, dan utang semakin menumpuk yang menjadi warisan anak cucu kita, setiap anak indonesia lahir sudah menanggung utang,” kata dia.
Menurut Fadli, apa yang dicapai Sri Mulyani, dikarenakan pihak asing melihat dari sudut pandang yang berbeda.
“Mungkin karena ini penilaian komunitas asing, dilihat dari outlook dari luar. Mungkin saja memang benar, Menkeu kita terbaik tapi bukan di mata rakyat Indonesia,” katanya.
Capaian Sri Mulyani merupakan penghargaan kedua yang diterima dari majalah yang sama, setelah di tahun 2018 memperoleh penghargaan serupa.
Menurut Global Markets, Sri Mulyani layak mendapat penghargaan tersebut atas prestasinya dalam menangani ekonomi Indonesia di pandemi corona (Covid–19).
Majalah Global Markets menilai, komitmen memberikan stimulus fiskal dalam bentuk perlindungan sosial, insentif perpajakan, penjaminan pinjaman, dan subsidi bagi sektor usaha yang terdampak paling besar layak diapresiasi.
Selain itu, keputusan memperlebar defisit melebihi batas maksimum yang di tetapkan dalam undang-undang sebesar 3% dari produk domestik bruto (PDB), yang merupakan langkah yang tidak mudah dilakukan, juga menjadi alasan lain Sri Mulyani memperoleh penghargaan bergengsi tersebut.
Global Markets merupakan majalah berita terkemuka di bidang pasar ekonomi internasional yang 30 tahun terakhir telah menjadi salah satu acuan bagi para pelaku dan institusi di sektor ekonomi dan keuangan internasional. [Fan]