Crispy

Genosida Jelang Fajar: Tentara Myanmar Tembakan Mortir ke Pos Pengunjuk Rasa, 57 Tewas

  • Jumlah korban belum diverifikasi, karena tentara mengambil semua jenasah dan korban luka.
  • Korban tewas ditumpuk di Kompleks Pagoda Zeyar Muni.
  • Saksi mata mengatakan ada 57 mayar, tiga jenasah lain di kamar mayat, satu dikremasi mendadak.
  • Korban luka dibiarkan sekarat, tentara menunggu mereka sampai mati.

JERNIH — Tidak cukup menggunakan granat tangan dan senapan mesin berat, tentara Myanmar menembakan mortir untuk membubarkan massa pengunjuk rasa anti-rezim di tiga bangsal permukiman di Bago, sejak Jumat 9 April pagi.

Penduduk sekitar bangsal permukiman mengatakan lebih 20 orang tewas, dan lainnya luka-luka, akibat serangan itu. Lainnya, dalam jumlah cukup banyak, ditangkap.

Myanmar Now, mengutip pembicaraan sejumlah penduduk, tentara membawa korban tewas ke dalam kompleks Pagoda Zeyar Muni. “Setidaknya terdapat 57 mayat di Kompleks Pagoda Zeyar muni, tiga jenazah di kamar mayat, dan satu yang dikremasi mendadak,” kata Ye Htut, pemimpin kelompok protes di Bago, mengutip saksi mata.

Beberapa biksu datang ke Pagolda Zeyar Muni, meminta tentara mengijinkan merawat orang yang luka. Permintaan ditolak mentah-mentah. Jumlah korban kemungkinan bertambah.

“Ini genosida. Merka menembaki setiap orang, seperti yang dilakukan di Rakhine,” kata Ye Htut. “Militer membantai rakyanya sendiri hanya karena berkata ‘tidak’.”

The Irrawaddy melaporkan serangan terjadi pukul 04:00 dini hari, dengan berondongan senjata otomatis. Sasaran tembakan akan penghalang jalan berupa karung pasir, yang dibangun pengunjuk rasa anti-kudeta militer.

Bangsal dipertahankan sedikit orang yang menyebut diri tim pembela. Penduduk masih terlelap dalam tidur.

Saat penduduk terbangun, tentara telah menyerbu tiga distrik; Shinsawpu, Hmawkan dan Nantawyar, tempat demo anti-rezim militer berlangsung setiap hari.

Dalam video yang dibuat penduduk, terdengar rentetan tembakan otomatis, dan ledakan mortir. Video juga memperlihatkan seorang pria dikejar dan ditembaki selusin etntara saat lari dari penangkapan.

Penduduk mengatakan selama serangan terdengar lima ledakan amunisi berat. Sebuah foto memperlihatkan cangkang mortir yang jatuh ke permukiman warga.

Usai serangan, tentara memblokir seluruh bangsal dengan garis polisi. Sebanyak 250 pasukan menjaga setiap warga yang hendak keluar dan masuk.

Tidak ada tim penyelamat berani mendekat untuk mengambil mayat atau korban luka. Tentara juga menargetkan tim penyelamat dan kelompok masyarakat yang membantu pengunjuk rasa.

Serangan terjadi sampai jelang siang. Sore hari, sepuluh truk tentara tiba di Jl San Taw Dwin, kawasan permukiman, dan menembaki penduduk. Tidak ada laporan berapa korban tewas.

Back to top button