Crispy

Gereja Anglikan akan Beri Pemberkatan Pasangan LGBTQ, 12 Uskup Agung Membangkang

  • Gereja Anglikan pecah ke dalam dua kelompok; progresif dan konservatif.
  • Kini, 12 uskup agung konservatif menolak memberi pemberkatan pasangan LGBTQ.

JERNIH — Sekelompok 12 uskup agung Anglikan dari seluruh dunia mengumumkan tidak percaya Gereja Inggris sebagai induk mereka, setelah Sineode Umum mengizinkan pemberkatan hubungan sesama jenis dalam peraturan sipil.

“Kami berdoa agar penarikan dukungan kami diterima sebagai tegurn cinta,” demikian pernyataan pers 12 uskup agung Anglikan.

Dalam pernyataan tujuh poin yang diterbitkan Senin 20 Februari, Global South Fellowship of Anglican Churches (GSFA) yang konservatif mengatakan bahwa dengan kesedihan yang besar kami tidak bisa lagi mengakui Uskup Agung Canterbury Justin Welby sebagai pertama di antara yang sederajat dalam persekutuan global. GSFA mengklaim mewakiliki 75 persen pengikut Anglikan di seluruh dunia.

GSFA juga mengklaim Gereja Inggris telah meninggalkan iman bersejarah dan mendiskualifikasi dirinya sebagai gereja induk persekutuan Angkikan. Uskup Agung yang menandatangani pernyataan itu bersikeras keputuan gereja-gereja di Inggris, AS, dan Selandia Baru untuk mengizinkan pernikah atau pemberkatan sesama jenis telah mengambil jalan ajaran palsu.

“Ini menghancurkan hati kami dan kami berdoa agar provinsi-provinsi revisionis kembali ke keyakinan yang pernah disampaikan kepada kami,” kata GSFA Primates, seraya menambahkan bahwa mereka tidak menerima pandangan bahwa kami bisa berjalan bersama dengan provinsi revisionis.

Pada 9 Februari dua pemimpin Gereja Inggris; Uskup Agung Welby dan Uskup Agung York Stephen Cottrell, mengumumkan keputusan Sinone Umum untuk secara terbuka, tanpa syarat, dan dengan gembira, menyambut pasangan sesama jenis di gereja.

Dinyatakan juga bahwa pendeta akan diizinkan melakukan upacara pemberkatan bagi pasangan sesama jenis yang sudah menikah, atau berada dalam ikatan sipil.

Keputusan ini memicu perselisihan memanas di dalam gereja. Kelompok progresif marah dengan langkah itu, dan mengklaim bahwa itu tidak cukup jauh untuk menawarkan kesetaraan penuh dan mengizinkan pernikahan sesama jenis.

Kelompok konservatif berpendapat pernikahan suci hanya antara pria dan wanita.

Back to top button