CrispyDesportare

GP Aragon; Kisah Dua Juara Baru di Podium

WWW.JERNIH.CO – Jika Fabio Quartararo, pebalap Prancis itu tak mengalami masalah di putaran 18, niscaya podium GP Aragon tak diborong pebalap negeri matador. Tapi fakta berbicara lain, hasil menunjukkan GP Aragon memang punya anak negeri.

Serunya, balapan yang digelar 18 Oktober silam itu memudarkan prediksi banyak orang. Quartararo yang masuk pole position seperti telah disebut kehilangan poin. Meski terus membayangi Vinales selama beberapa putaran, akhirnya hanya bisa lebih cepat masuk paddock.

Vinales sendiri tersingkir dan harus puas masuk finish urutan empat. Justru yang tidak diduga adalah Alex Rins dan adik Marc Marquez, Alex Marquez. Keduanya tidak masuk dalam daftar elit pebalap lima besar. Kisah pada balapan GP Chech, GP Styrian dan GP Prancis, di mana podium justru diduduki oleh pebalap di luar lima besar terulang kembali.

Trio Spanyol (kiri-kanan); Alex Marquez, Alex Rins, Joan Mir

Bagi Rins, inilah untuk kedua kalinya naik podium. Tetapi baru pertamanya di musim 2020 ia berada di podium teratas. Satu lagi di perngkat tiga pada GP Catalan.

Bagi Rins tak mudah mengendarai trek di Aragon. “Di sini lebih sulit, dan sangat mudah untuk membuat kesalahan,” katanya. Kunci agar tak mengalami kesialan seperti Quartararo, menurut Rins adalah ketenangan. “Saya mencoba untuk menjaga ketenangan saya dan saya berkendara dengan cukup baik,” terusnya.

Sudah begitu, ketika ia memimpin di belakangnya Joan Mir dan Alex Marquez seakan ingin lekas menaklukkannya. Membuntutinya dengan kecepatan tinggi. “Joan dan Alex datang dengan cepat, tetapi saya harus tetap tenang,” kisahnya setelah turun dari podium kemenangan.

Mir seakan ingin bangkit dari performanya yang agak buruk di awal musim. Di GP pertama ia urung start akibat cedera sebelum balapan dimulai. Kemudian di GP Austria di saat  memimpin tiba-tiba ia jatuh. Total dari 10 balapan, tiga kali tak masuk finish.

Kemenangan di Aragon adalah kebanggaan luar biasa bagi pebalap kelahiran Barcelona 24 tahun silam itu.  “Akhirnya saatnya tiba. Saya sangat senang karena balapan ini tidak mudah. Dan yang pasti banyak orang mengatakan kepada saya bahwa saya harus lebih tenang. Ini karena saya mengalami dua kecelakaan saat mencoba menyalip (Dovizioso) di Austria, dan di Le Mans dalam keadaan basah,” jelasnya.

Juara 1 untuk pertama kalinya di 2020 bagi Rins

Sementara bagi Alex Marquez posisi dua ini seperti mengulang satu balapan sebelumnya, yakni di GP Prancis. Selama 10 GP tahun 2020, pebalap 24 tahun ini selalu masuk finish.

Tahun 2020 adalah saat pertama kalinya masuk GP Moto. Sebelumnya lima tahun di GP Moto2 dan tiga tahun di GP Moto3. Ia berada di satu tim dengan sang kakak yang cedera dan belum turun hingga GP Aragon, mengibarkan bendera tim Repsol Honda. Bersama satu lagi pebalap Jerman Stefan Bradl yang kurang bagus performanya.

Tahun pertama GP dengan menduduki podium dua kali berturut-turut seolah menjadi indikasi bahwa masih ada keluarga Marquez lain yang patut diwasapadai.

Membuntuti Rins, Alex membuat dua kesalahan di dua lap terakhir. Ia mengakui kesalahan itu ia perbuat saat berada di tikungan pertama dan terakhir. Ia berharap Rins membuat kesalahan.

Tetapi tampaknya hal itu tak terjadi. “Dia sangat cepat di lap terakhir,” akunya soal Rins.

Juara 2 untuk kedua kalinya di musim pertama Moto GP

Meski di podium, namun poin Alex tak kuasa mendongkrak poin tim konstruktornya. Tim Repsol Honda masih bertengger di posisi 9 dari 11 tim. Situasinya sangat berbeda dengan tahun silam yang bertahta di urutan pertama. Tentulah berkat kontribusi sang kakak, Marc Marquez. Marquez tahun lalu memberi 420 poin.

Joan Mir, si Spanyol lainnya yang memimpin ranking sementara puas di urutan 3. Poinnya 121, dan Mir belum pernah menduduki podium nomor satu. Masih ada empat balapan tersisa. Semua masih punya peluang menjadi juara dunia Moto GP 2020.

Bahkan Alex Marquez sekalipun yang baru mengemas 67 poin. (*)  

Back to top button