Hindari Armageddon Kedua, NASA Coba Ubah Lintasan Asteroid
- DART, wahana ruang angkasa yang dibawa roket Falcon 9, akan menabrak asteroid Dimorphos.
- NASA berharap lintasan Dimorphos berubah dan melambat sepuluh persen.
- Jika skenario ini berhasil, skenario menghindari Armageddon akan dijalankan di masa depan.
JERNIH –– Hari ini Badan Antariksa AS (NASA) meluncurkan pesawat ruang angkasa yang akan menabrak asteroid, dalam misi pertama membelokan lintasan asteroid yang mengarah ke Bumi dan berpotensi memusnahkan kehidupan.
Uji Pengalihan Asteroid Ganda (DART), wahana antariksa berbentuk kotak, akan digendong roket SpaceX Falcon 9 yang diluncurkan dari Pangkalan Luar Angkasa Vandenberg di California.
NASA berencana menggelar siaran langsung peluncuran di salurannya. “Semua sistem dan cuaca terlihat baik untuk peluncuran Falcon 9 malam ini,” demikian Elon Musk, CEO SpaceX di Twitter-nya.
“Roket akan membawa DART ke lintasan antarplanet untuk mencegah asteroid,” lanjut Musk.
DART adalah pesawat seberat 1.344 pon, atau 609,6 kilogram, yang akan menghabiskan 10 bulan ke depan untuk mencari asteroid kecil bernama Dimorphos. Saat ini, Dimorphos terletak 6,8 juta mil dari Bumi dan bergerak dengan kecepatan 15.500 mil per jam.
Jika semua berjalan lancar, DART akan bertemu Dimorphos pada Oktober 2022. NASA akan melihat apakah pesawat ruang angkasa mampu mendorong asteroid keluar lintasan menuju Bumi.
NASA berharap semua berjalan sesuai rencana, karena akan menjadi senjata pilihan di masa depan, atau ketika Bumi terancam kejatuhan asteroid.
DART, menurut administrator NASA Bill Nelson, adalah semacam replay film fiksi Armegeddon yang dibintangi Bruce Willis. Asteroid yang akan diserang DART tidak mengancam Bumi, tapi dipilih karena dapat diamati teleskop berbasis Bumi.
“Jika kita memiliki kemampuan mengatasi ancaman asteroid, kita akan terhindar dari kemungkinan bernasib sama seperti Dinosaurus,” kata Nelson.
Banyak pakar yakin Dinosaurus musnah akibat asteroid menghantam Bumi. Tempat hantaman asteroid itu kini bernama Semenanjung Yucatan.
Menurut Nelson, di masa depan umat manusia akan melihat asteroid masuk pada lintasan ke Bumi. Saat itu, manusia bisa mengirim probe yang menabrak asteroid untuk mengubah lintasannya agar Bumi selamat dari kehancuran.
Dimorphos
Dimorphos berukuran 225 kaki, atau seukuran dua Patung Liberty, dan mengelilingi Didymos — asteroid yang jauh lebih besar, atau berukurang 2.500 kaki, kiira-kira 22 Patung Liberty.
Ketika DART bertabrakan dengan Dimorphos, kecepatan asteroid berubah sepersekian persen. Namun, Dimorphos tidak akan hancur, dan tidak boleh dihancurkan.
Nancy Chabot, dari Laboratorium Fisika Terapan John Hopkins dan pembangun DART, mengatakan; “Tabrakan hanya akan memberi sedikit dorongan.”
Kecepatan Dimorphos, lanjutnya, hanya akan berkurang satu persen pada periode orbit. Andy Rivkyn, ketua tim investigasi DART, mengatakan periode orbit Dimorphos saat ini 11 jam 55 menit dan tim berharap tabrakan DART memangkas 10 menit orbit sasaran.
NASA akan mengumpulkan data seberapa banyak orbit asteroid berubah setelah tumbukan. Lintasan Didymos juga bisa sedikit terpengaruh tapi tidak signifikan mengubah arahnya, atau secara tidak sengaja membahayakan Bumi.
Saat DART melaju menuju Dimorphos, ilmuwan NASA akan mengarahkan teleskop ke lokasi tabrakan untuk melihat apakah misi itu berhasil.
Kedua asteroid akan muncul sebagai titik-titik kecil sinar matahari yang dipantulkan, dengan latar belakang hitam ruang angkasa. NASA akan melacak waktu antara sepasang lampu yang berkedip-kedip.
Satu cahaya menunjukan Dimorphos lewat di depan Didymos, dan satu lagi menunjukan Dimorphos mengorbit di belakang asteroid induk.