Ini Ancaman Terorisme yang Lebih Ditakuti Amerika
“Dalam hal tanah air, ancaman sekarang dari kelompok teroris, kami tidak memprioritaskan Afghanistan di daftar teratas. Apa yang kami lihat adalah Yaman, Somalia, Suriah, dan Irak untuk ISIS. Di situlah kami melihat ancaman terbesar”
WASHINGTON – Aghanistan sudah tidak lagi menjadi perhatian utama Amerika Serikat di antara ancaman teroris internasional ke Negeri Paman Sam. Meski sebelumnya, beberapa pihak mengkhawatirkan Afghanistan akan menjadi surga bagi organisasi teroris seperti ISIS dan Al Qaeda untuk berkumpul kembali setelah penarikan militer Pentagon.
Direktur Intelijen Nasional AS, Avril Haines, pada kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Intelijen dan Keamanan Nasional tahunan di Washington mengatakan, ancaman teror yang berasal dari Somalia, Yaman, Suriah, dan Irak – khususnya ISIS – menimbulkan bahaya yang lebih besar daripada yang muncul dari Afghanistan,
“Dalam hal tanah air, ancaman sekarang dari kelompok teroris, kami tidak memprioritaskan Afghanistan di daftar teratas. Apa yang kami lihat adalah Yaman, Somalia, Suriah, dan Irak untuk ISIS. Di situlah kami melihat ancaman terbesar,”ujarnya di lansir CNN, Selasa (14/9/2021).
ISIS masih beroperasi di Suriah dan Irak, meskipun kelompok itu telah dilumpuhkan oleh kehadiran militer AS di kedua negara. Di Yaman, sebuah cabang Al Qaeda yang berbasis di sana telah mencoba menyerang Amerika Serikat.
Tak hanya itu, di Somalia, AS secara teratur melakukan serangan kontraterorisme terhadap Al-Shabaab, yang pada awal 2020 melancarkan serangan terhadap fasilitas AS di Kenya, sehingga menewaskan seorang tentara AS dan dua kontraktor AS.
Haines menjelaskan, cabang Negara Islam di Afghanistan, ISIS-K, memang menimbulkan potensi ancaman bagi AS. Kelompok itu melancarkan bom bunuh diri pada 26 Agustus 2021, di tengah evakuasi Amerika dari Kabul, yang menewaskan 13 anggota militer AS dan puluhan warga Afghanistan.
Oleh karena itu, fokus utama komunitas intelijen sekarang adalah memantau setiap kemungkinan pemulihan organisasi teroris di Afghanistan.
Menurut dia, komunitas intelijen sedang mengembangkan indikator-indikator, sehingga dapat memahami hal-hal apa yang mungkin dapat dilihat jika ada pemulihan dari kelompok-kelompok teror di Afghanistan.
“Artinya, kami memastikan bahwa kami memiliki koleksi yang cukup untuk memantau indikator-indikator tersebut, sehingga kami dapat memberikan peringatan kepada komunitas kebijakan, kepada operator, sehingga mereka dapat mengambil tindakan jika kami melihatnya,” katanya.