Crispy

Ini Penjelasan Ahli Mengapa Hasil PCR Beda Ketika Tiba di Luar Negeri

Pemerintah harus menetapkan standar laboratorium yang melayani PCR untuk syarat ke luar negeri.

JERNIH-Ahli Biologi dan Molekuler Ines Atmosukarto memberi penjelasan terkait banyaknya warga negara Indonesia dinyatakan positif Covid-19 saat tiba di luar negeri. Sementara saat mereka menjalani tes Covid sebelum terbang hasilnya negatif.

Menurut Ines ada banyak factor yang membuat seseorang dinyatakan positif Covid-19 meski sempat dinyatakan negatif dalam uji swab PCR dalam waktu yang berdekatan.

“Ada berbagai kemungkinan hasil PCR berubah,” Ines, pada Senin (21/12/2020).

Innes menjelaskan adanya perbedaan kapasitas antar laboratorium dalam mengoperasikan test PCR dapat membuat hasil test PCR berubah atau berbeda.

Ditambahkan Ines seharusnya Indonesia menentukan laboratorium dengan persyaratan tertentu yang diizinkan melayani tes PCR untuk memenuhi persyaratan ke luar negeri.

“Jadi memang sebaiknya kalau misalnya untuk tes yang diperuntukan untuk ke luar negeri itu perlu mungkin ditentukan lab-lab mana yang berhak mengeluarkan sertifikat”.

Di samping faktor kapasitas laboratorium, Ines juga menjelaskan bahwa seseorang bisa terinfeksi virus corona SARS-CoV-2 saat dalam perjalanan ke luar negeri atau beberapa saat sebelum menjalani swab PCR setelah tiba di luar negeri.

“Jadi bisa juga tes itu karena di pas ambang batas dia baru atau belum lama terkena. Tapi yang penting sebenarnya mungkin dari Departemen Luar Negeri perlu penunjukan laboratorium mana yang berhak mengeluarkan sertifikat bagi orang yang ke luar negeri,”.

Ines yang juga CEO perusahaan startup di bidang bioteknologi bernama Lipotek, memastikan bahwa metode paling akurat untuk mendeteksi Covid-19 adalah PCR. Namun untuk mendapatkan hasil akurat tetap harus mematuhi metode yang cukup rumit agar tes PCR bekerja dengan baik.

Sampel harus diambil dengan benar, demikian juga sampel juga harus disimpan dengan benar. Sebab hasil PCR dapat bisa negatif jika sampel yang diambil kurang bagus dan juga tidak disimpan dengan benar.

“Misalnya sampel itu diambil di daerah, kemudian harus dikirim. Kalau sampel itu penyimpanannya kurang tepat sampai ke laboratorium pengetes bisa saja sudah terdegradasi itu virus yang ada di dalam sampel,”.

Demikian juga jika salah dalam proses pengiriman dan pengolahan sampel, dapat menghasilkan PCR tidak akurat. Mesin PCR yang tidak memenuhi standar akan membuat hasil PCR yang tidak akurat. Oleh sebab itu penting sekali kapabilitas peneliti laboratorium dalam proses pengolahan sampel PCR. (tvl)

Back to top button